KabarMakassar.com – Kementerian Kesehatan Palestina mencatat ribuan atau sedikitnya sekitar 2.000 staf medis di Gaza utara tak mendapat makanan untuk berbuka puasa di hari pertama Ramadan 1445 hijriah/2024, Senin (11/3) lalu.
“(Mereka) tak menemukan makanan apa pun untuk berbuka puasa di hari pertama Ramadan,” demikian pernyataan Kemenkes seperti dikutip dari Al Jazeera.
Juru bicara Kemenkes Palestina Ashraf Al Qudra meminta bantuan internasional untuk segera menyediakan makanan bagi staf medis di Gaza Utara.
“Tenaga medis terlalu rentan terhadap kelaparan yang melanda Jalur Gaza utara,” kata Al Qudra, dikutip Anadolu Agency, Selasa (12/4).
Warga di Palestina terutama Gaza menjalani Ramadan di bawah serangan bom Israel dan ancaman kelaparan. Usulan gencatan senjata saat Ramadan tak juga terlaksana. Warga Gaza mau tak mau harus menjalankan puasa Ramadan dengan penuh keprihatinan.
Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober 2023. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan Hamas. Selama agresi, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti rumah sakit, kamp pengungsian, hingga sekolah.
Israel juga membatasi secara ketat bantuan kemanusian yang masuk ke Gaza. Langkah ini semakin membuat wilayah itu berada dalam krisis pangan.
Kemenkes mencatat setidaknya 27 orang meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi akibat blokade Israel.
Hingga kini total korban meninggal sejak Israel melancarkan agresi mencapai lebih dari 31.000 orang meninggal.