KabarMakassar.com — Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar memecat secara tidak hormat Kepala Perpustakaan, Dr Andi Ibrahim bersama satu orang staf kampus, setelah terlibat dalam produksi uang palsu yang dicetak di dalam lingkungan kampus.
“Saya hadir di sini selaku Rektor UIN Alauddin Makassar sebagai bukti nyata dukungan kami terhadap polisi untuk mengungkap kasus ini sampai ke akarnya,” kata Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis di Polres Gowa, Kamis (19/12).
Prof Hamdan mengaku bahwa proses produksi uang palsu yang dilakukan di kampus, menjadi tamparan besar bagi civitas dan mencoreng nama baik UIN Alauddin Makassar.
“Selaku pimpinan tertinggi di UIN, saya marah, malu, tertampar. Setengah mati kami membangun kampus, reputasi, bersama pimpinan, dengan sekejap dihancurkan,” ungkapnya.
Akibat perbuatan Kepala Perpustakaan, Andi Ibrahim bersama satu orang staf yang terlibat dalam produksi uang palsu tersebut, dipecat secara tidak hormat oleh Rektorat kampus.
“Itulah sebabnya, kami mengambil langkah, setelah ini jelas kedua oknum yang terlibat dari kampus kami, langsung kami berhentikan dengan tidak hormat,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan dari hasil pemeriksaan, produksi uang palsu yang dilakukan di kampus UIN Alauddin Makassar merupakan murni pendanaan pribadi dari para pelaku dan tidak ada sangkut paut dari pihak Rektorat kampus.
“Yang bersangkutan memang menggunakan kewenangan dan jabatanya di tempat itu dan tidak ada kaitanya dengan pihak lain,” katanya.
Meski demikian, Reonald mengatakan pihaknya masih melakukan pengembangan sindikat kasus peredaran uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.
“Transaksi ini diluar tempat mereka bekerja, jadi statusnya saja berada disitu,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, dugaan adanya kasus peredaran uang palsu yang di produksi di dalam kampus, pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mengaku malu adanya kasus tersebut yang membuat nama kampus tercoreng.
“Tidak ada orang yang mau kampusnya tercoreng di mana-mana. Kita semua malu terkait itu,” kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Prof Muhammad Khalifa Mustami, Senin (16/12).
Terkait adanya dugaan produksi uang palsu di kampus, Prof Khalifah menegaskan kasus tersebut bukan bagian dari kampus, juga tidak ada sangkut paut dengan Rektor dan pimpinan UIN Alauddin Makassar, melainkan inisiatif dari para pelaku.
“Saya ulangi lagi, terkait isu, berita yang viral ke mana-mana itu tidak menjadi bagian dari kebijakan seluruh pimpinan yang ada di UIN Alauddin,” ucapnya.
Oleh karena itu, kata Prof Khalifa, pihaknha akan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku yang diduga merupakan Kepala Perpustakaan dan Staf.
“Pasti kampus, rektor, serta pimpinan seluruhnya mengambil tindakan tegas terkait dengan itu semua, terkait oknum itu,” tegasnya.
Meski demikian, dia menyampaikan bahwa pihak kampus menyerahkan terkait pengembangan kasus tersebut ke pihak polisi, karena ada wilayah yang tidak bisa dicampuri terkait kasus tersebut.
“Tetapi ada wilayah yg kita tidak bisa seperti yang dilakukan polisi. Katakan lah polisi tugasnya dan ranahnya terkait dengan kriminal dan pidana,” ujarnya.
Prof Khalifa mengatakan bahwa pihak kampus akan menonaktifkan pelaku dari jabatanya sebagai bentuk tindakan tegas kampus.
“Informasi yang kami terima, bahwa kepala perpustakaan dan ada satu staf, karena kami sudah mendapatkan konfirmasi itu, kami juga lakukan upaya-upaya tindakan tegas untuk itu. Paastilah dinonaktifkan, kalau sanksi tegasnya itu, pasti kita nonaktifkan sebagai kepala perpustakaan,” kata Prof Khalifa.
Meski demikian, Prof Khalifa mengaku pihaknya hanya menonaktifkan pelaku tersebut, sementara untuk mekanisme pemecatan bukan dari pihak kampus.
“Kalau pemecatan itu ada mekanismenya dan memecat itu bukan kampus,” ujarnya.
Prof Khalifah menerangkan bahwa pihaknya belum bisa memberikan informasi banyak terkait dugaan produksi uang palsu di dalam kampus tersebut, dan akan menunggu informasi dari pihak kepolisian.
“Saya pikir polisi punya mekanisme tersendiri terkait itu, yang bisa saya sampaikan terkait oknum itu pasti diinternal kami akan ambil tindakan tegas terkait dengan oknum tersebut,” tegasnya.
“Kami akan bersinergi dengan pihak kepolisian untuk menyelesaikan (kasus) ini, karena ini bagian dari UIN Alauddin dan saya yakin kita semua tidak berharap ada kejadian ini di UIN,” lanjut Prof Khalifah.