KabarMakassar.com — Proyek Pengelolaan Sampah Energi Listrik (PSEL) telah memasuki tahap uji kelayakan (feasibility Study), artinya, semakin denat PSEL dengan Groundbreaking.
Rekan Konsultan PT Sarana Utama Sinergi (PT SUS), Ramdhan menjelaskan, Pabrik PSEL akan dilengkapi dengan dua insenarator, dengan masing-masing berkapasitas 650 ton sampah per hari, sehingga total kapasitas pengolahan sampah mencapai 1.300 ton per hari.
Dalam hal penghasilan listrik, prosesnya dimulai dari insenarator yang memanaskan boiler untuk menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian diarahkan ke turbin yang menghasilkan listrik, yang kemudian disalurkan ke jaringan PLN.
“Kapasitas listrik normal yang dihasilkan oleh pabrik ini mencapai 31 megawatt, dengan 26 megawatt disalurkan ke PLN,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ramdhan menyebut, Mesin PSEL yang pihaknya tawarkan merupakan produknya dari mitranya yang dirancang khusus di khusus menangani sampah.
“kurang lebih ada tiga proses tahapan dalam pengelolaan sampah, dan setelah melalui proses itu diharapkan sampahnya itu menjadi abu. Dari abu ini nanti ditampung lagi untuk bisa menjadi terak sampah, inilah nanti yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, bisa dicampurkan dengan aspal atau morfal,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menyebut, PT SUS sangat memperhatikan aspek polusi udara yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah. Oleh karena itu, pabrik PSEL ini dilengkapi dengan sistem penyaringan udara berlapis-lapis untuk memastikan gas buang yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu yang diterapkan di Uni Eropa. Sistem penyaringan tersebut terdiri dari proses NCR, dehumidifikasi udara, backfilter, dan activated karbon.
“Itu (polusi) juga menjadi konsern kita, sehingga semua kami terapkan dipabrik untuk memastikan gas buang yang dihasilkan nanti sesuai dengan standar baku mutu,” tutupnya.