KabarMakassar.com — Kunjungan kerja PJ Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin kali ini menyasar daerah pedalaman Polewali Mandar, Tubbi Taramanu (Tutar), Kamis (22/08).
Turut mendampingi, Pj Bupati Polman Ilham Borahima, serta Wakil Ketua DPRD Sulbar, Abdul Rahim dan sejumlah anggota DPRD Sulbar. Hadir pula Camat Tutar serta para kepala desa dan lurah se Kecamatan Tutar.
Wakil Ketua DPRD Sulbar, Abdul Rahim berterima kasih atas kunjungan PJ Gubernur, utamanya dalam rangka memberi pelayanan kepada masyarakat dan mendorong potensi SDA di Kecamatan Tutar.
“Pj Gubernur ini kita tahu mendorong sektor pertanian perkebunan, perikanan, makanya saya dampingi, karena Pj Gubernur ini betul-betul ingin memajukan masyarakat. Idenya pak gubernur mendorong bagaimana Sulbar ini bisa betul-betul siap menjadi penyangga IKN,” kata Rahim.
Oleh karena itu, Rahim menyampaikan bangga dan memberi gelar pada PJ Bahtiar sebagai “Gubernur Pejuang Petani”.
“Kalau Anwar Adnan Saleh, Bapak Pembangunan, Maka bolehlah saya bilang Bahtiar Baharuddin sebagai Gubernur Pejuang Petani,” kata Rahim.
Kata Rahim, perjuangan Pj Gubernur untuk petani dapat dilihat dari Rancangan 2025, PJ Bahtiar telah mengusulkan puluhan miliar buat pengadaan bibit tanaman, ternak, hingga benih untuk budidaya ikan tawar.
“Makanya DPRD hadir disini berkomitmen mendukung pak gubernur. DPRD mendukung karena seluruhnya bukan untuk pak gubernurnya tapi untuk 1,5 juta masyarakat Sulbar,” kata Rahim.
Hanya saja, Rahim mengatakan, salah satu persoalan di Tutar adalah akses jalan. Dan salah satu kendala dihadapi yakni persoalan kawasan, beberapa jalan masih masuk kawasan hutan lindung, selain itu jalan tersebut bukan menjadi kewenangan provinsi.
Sementara, Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin berterima kasih atas dukungan dari DPRD Sulbar. Bahtiar menyampaikan dengan APBD yang sangat kecil maka yang harus dikerjakan adalah skala prioritas, yaitu mengisi dompet masyarakat.
“Olehnya harus terbuka pikiran, ini uang sedikit mau kita apakan sementara semua penting.Maka infrastuktur sebaiknya di diusulkan ke Pusat saja melalui Inpres Jalan Daerah. Kalau saya yang prioritas isi dompet masyarakat dulu. Kalau dompet ada, pelan pelan jalan pasti diperbaiki karena menjadi kebutuhan bersama,” kata Bahtiar.
Bahtiar menyarankan, Tutar perlu mendorong pendapatan lain dari komoditi Kakao, yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengembangkan pembibitan Kakao.
“Jadikan Tutar Pusat Pembibitan Kakao. Bentuk Unit Pembibitan Rakyat, nanti kita akan sertifikasi di Balai benih kementerian pertanian sampai pada level biru sehingga tahun mendatang kita memiliki sumber bibit. Dan Tutar punya penghasilan dua, jadi penghasil kakao dan penjual bibit Kakao,” kata Bahtiar.
Selain Kakao, Tutar dengan tanah yang subur juga dapat mengembangkan komoditi lainnya, termasuk budidaya ikan tawar dan peternakan.