KabarMakassar.com — Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, sangat antusias menyukseskan program katahanan pangan penanaman pisang Cavendish, Rabu, (27/12), bersama Bupati Barru, Suardi Saleh serta Darul Da`wah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Anregurutta (AGH) Farid Wajdi di Kampus II Putra Tonrongnge, Kiru-Kiru, Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, dilakukan penanaman pisang komoditi ekspor tersebut.
AGH Farid Wajdi mengatakan, program budidaya hortikultura ini sejalan dengan pengembangan awal pesantren di Kampus II ini. Tidak cukup hanya dengan perluasan kampus, tetapi dengan pengembangan ekonominya sesuai dengan daerah yang ada. Maka muncullah ide untuk pengembangan agrobisnis.
“Jadi memang sudah ada pemikiran dengan agrobisnis. Dengan kedatangan Bapak Gubernur, kita saksikan ini memang masuk dalam program pondok pesantren kita,” kata Farid Wajdi.
“Masya Allah ini suatu penghargaan yang tinggi buat pondok pesantren kita dengan adanya program budidaya ini, yang pas dengan program kita,” imbuhnya.
Selain agrobisnis, juga pengembangannya terkait agrowisata, demikian juga wisata religi.
Sedangkan Bupati Barru, Suardi Saleh mengatakan, program ini bisa mewujudkan kemandirian pesantren. Sedangkan dalam skala lebih besar bisa mendorong perekonomian di Barru.
Ia menyampaikan, lahan yang bisa ditanami di Kabupaten Barru saat ini tersedia 500 hektar. Selanjutnya, bahwa melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mendapatkan Surat Keputusan (SK) Hutan Sosial (SK hijau). Terdapat sebanyak 3.213 bidang tanah atau kurang lebih 2.210 hektar. Ia berharap dengan diterimanya surat keputusan ini, masyarakat dapat melakukan pemanfaatan dengan baik.
“Ini bisa dioptimalkan untuk kepentingan masyarakat kita, mungkin bantuan bibit yang sesuai,” ungkapnya.
Sedangkan, Bahtiar menyampaikan dengan seyakin-yakinnya, bahwa ketika Anregurutta memprogramkan tanaman budidaya, termasuk untuk pisang, pasti telah dipertimbangkan hakikat, filosofi dan pertimbangan teologi keagamaannya. Bahwa pisang salah satu buah yang disebutkan di Al-Qur’an ada di surga.
Selain itu, Bahtiar berujar tanaman ini bernilai ekonomis tinggi. “Tanaman ini bukan sekedar tanam, tetapi memiliki nilai ekonomi yang tidak diproduksi oleh negara lain,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk pesantren ini, akan diberikan juga 1.000 pohon sukun. Demikian juga dengan nangka madu.
“Ini namanya di sini bakara’, orang Eropa bilang breadfruit atau buah roti, dia memang seperti roti kalau sudah dikukus, dan hampir tidak ada issue kesehatan, sama yang kita tanam tadi pisang,” ungkapnya.
Ia juga mendorong masyarakat Sulsel hidup sehat dengan menanam sayur-sayuran.
Sekedar informasi, terdapat 4.000 santri yang sedang menempuh pendidikan di pesantren ini, dan khusus di kampus II ini sebanyak 1.400 santri.