KabarMakassar.com — Pilwali Kota Makassar akan digelar bersamaan dengan pilkada lain di seluruh Indonesia pada tanggal 27 Novembrr 2024 mendatang.
Diketahui, Walikota Makassar Ramadhan Pomanto yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 31 Desember 2024, tak bisa lagi ikut bertarung karena sudah dua priode menjabat. Kondisi itu membuat Pilwali Makassar kemungkinan akan kekurangan figur dengan elektabilitas menjulang sehingga dianggap bakal mendominasi kontestasi.
“Pandangan saya, tak ada figur dengan elektabilitas menjulang jelang Pilwali Makassar 2024, seperti yang pernah diperlihatkan Ilham Arief Sirajuddin dan Ramdhan Pomanto dalam tiga perhelatan Pilkada terakhir di kota ini. Mereka berdua mendominasi dengan keunggulan lebih dari 30 persen di awal kontestasi sehingga menang mudah saat Pilwali digelar,” kata Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus, MM, di Jakarta, Jumat (8/3).
Mantan Ketua KPU Makassar ini mengatakan, sejumlah figur yang mencuat belum bisa mencapai angka psikologis di atas 30 persen seperti dua figur kontestasi didepan mereka.
“Ada nama – nama seperti Fatmawati Rusdi, Rudianto Lallo, dr. Udin, Fadel Tauphan, Andi Muchtar Ali, Munafri Arifuddin, Rachmatika Dewi, Aliyah Mustika, Syamsu Rizal dan lainnya, tetapi semua belum bisa mencapai angka 30 persen. Maka, pandangan saya, Pilwali Makassar bakal menarik karena elektabilitas yang ‘rata-rata air’,’ katanya.
Kondisi itu ditambah kata Nurmal, pasca Pemilu 2024, dimana sejumlah figur potensial yang diprediksi ikut kontestasi ternyata lolos ke parlemen.
“Fatmawati Rusdi misalnya, yang punya elektabilitas bagus tetapi lolos ke Senayan. Tentu ini menjadi pertimbangan, karena levelitas walikota dan anggota DPR RI menurut saya secara politik setaraf. Demikian pula dengan Munafri yang lolos ke DPRD Sulsel,”ujarnya.
“Sama halnya dengan sosok muda Fadel Tauphan dan dr. Udin Malik. Jika mereka semua memilih legislatif, maka Pilwali Makassar bakal minim figur potensial,” tukas Nurmal Idrus.