KabarMakassar.com – Kontestasi pemilihan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2024 mulai diperbincang sejumlah kalangan, menyusul tahapan KPU RI pada awal September 2024 mendatang.
Setidaknya perbincangan perpolitikan di Sulsel menjadi diskusi ringan dalam program talk show bertajuk “Menebak Gubernur Pilihan Sulsel 2024” yang digelar KGI Network dalam Program Indonesia Mencari Pemimpin Daerah Menuju Indonesia Emas 2045, yang berlangsung di Mall Nipa Makassar, Jalan Urip Sumoharjo, Senin (26/2).
Dimana diskusi itu lebih ke substansi Pilgub Sulsel 2024 dalam mencari calon pemimpin Sulsel yang berkualitas untuk periode 2024-2029.
Hadir dalam diskusi, Jayadi Nas mewakili Pj Gubernur Sulsel yang ditunjuk sebagai penanggungjawab Deks Pilkada serentak 2024 di Sulawesi Selatan.
Selain itu hadir juga Prof Sukri Tamma, Dekan Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Unhas, Guru Besar Komunikasi Politik UIN Alauddin Makassar, Prof Firdaus Muhammad, Koordinator Divisi Sosdiklih & Parmas KPU Sulsel, Hasruddin Husain dan Alamsyah, Komisioner Bawaslu Sulsel.
Tak ketinggalan CEO KGI, Upi Asmaradana, Uslimin Usle Pimpinan Kabarbursa.com, Kamaruddin Azis bertindak sebagai panelis diskusi yang dipandu host diskusi Ardiyanti, Redpel KabarMakassar.com.
Hasruddin Husain mengatakan bahwa secara substansif KPU Sulsel tentu dalam pelaksanaan Pilkada serentak di Sulsel dilaksanakan sesuai agenda tahapan pada September 2024 mendatang.
“Tentu kita berharap seluruh masyarakat untuk mencari pemimpinan yang berkualitas yang berkompetisi pada Pilgub 2024,” ucap Hasruddin, mantan Ketua KPU Parepare itu.
Koordinator Divisi Humas dan Data Informasi Bawaslu Sulsel, Alamsyah menyampaikan apresiasi terkait peran media di Sulsel yang turut serta mengawal demokrasi pasca pemilu 2024. Termasuk hingga proses pemungutan suara ulang atau PSU di sejumlah kabupaten/kota.
“22 Desember 2024 sudah diketahui siapa Gubernur Sulsel terpilih, sesuai tahapan yang sudah ditetapkan oleh KPU RI. Bisa itu terwujud kalau tidak sampai ke jalur Mahkamah Konstitusi,” ujar mantan Ketua KPU Pinrang itu.
Selain itu, soal mahar politik dalam proses pencalonan Bacagub-bacawagub Sulsel yang ditanyakan oleh Panelis Uslimin Usle yang juga mantan pimpinan redaksi harian Fajar itu. Lalu, Alamsyah juga menegaskan soal mahar politik itu masuk ranah pidana berdasarkan aturan perundang-undangan kita.
Terkait mengusung bakal calon Gubernur Sulsel 2024, Guru Besar Komunikasi Politik UIN Alauddin Makassar, Prof Firdaus Muhammad menyebut bahwa minimal 18 kursi. Dimana kursi parlemen yang dominan dimiliki parpol adalah Golkar, Gerindra, PDI Perjuangan, NasDem dan PKS. Sementara DPRD Sulsel memiliki jumlah 85 kursi.
“Berbicara partai beringin ada NH, Taufan Pawe, dan peluang Ilham Arief Sirajuddin. Adapun juga dari Gerindra yakni Andi Iwan Darmawan Aras yang sangat diperhitungkan jelang Pilgub Sulsel 2024,” kata Firdaus Muhammad.
Lebih jauh, berbicara konstalasi politik di Sulsel, Prof Firdaus juga mengatakan untuk di luar parpol, ada Danny Pomanto yang memiliki ketokohannya, termasuk Adnan Purichta Ichsan yang juga melekat pada figurnya.
“Nah nama-nama bacagub pada diskusi ini terlihat ada 12 nama atau sosok figur yang saya kita punya potensi,” jelasnya.
Masih kata dia, bahwa adapun wajah baru seperti Amar Ma’ruf Sulaiman yang kemungkinan didorong apalagi terpilih ke senayan.
“Menjelang kontestasi kedepan setidaknya tidak dipertontonkan kepada masyatakat dalam proses demokrasi kontestasi Pilgub Sulsel 2024,” harap Firdaus.
Sementara itu, Prof Sukri Tamma menuturkan bahwa melihat konstalasi dalam pesta demokrasi yakni Pilgub Sulsel dalam mengusung bakal calon tentu berbica partai yang memiliki kursi parlemen.
“Nah saya melihat ada pada partai NasDem yang memiliki peluang ambang batang yang mendekati 18 kursi parlemen Sulsel. Dan itu terlihat peluang NasDem pada Sirekap sementara oleh KPU,” tandas Prof Sukri Tamma.