kabarbursa.com
kabarbursa.com

Permainan Tradisional Makassar, Warisan Budaya yang Menghibur dan Mendidik

Permainan Tradisional Makassar, Warisan Budaya yang Menghibur dan Mendidik
Permainan Appa'Si'pak Raga (Foto : INT).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Permainan tradisional merupakan bagian penting dari kebudayaan suatu daerah, mencerminkan nilai-nilai, sejarah, dan kehidupan sosial masyarakatnya. Di Makassar, kekayaan budayanya terlihat dalam beragam permainan tradisional yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik.

Berikut ini adalah beberapa permainan tradisional Makassar yang kaya akan nilai-nilai budaya dan edukatif :

Pemprov Sulsel

1. Appa’Si’pak Raga: Seni Mengolah Bola di Udara

Appa’Si’pak Raga telah ada sejak masa Kesultanan Gowa. Permainan ini menggunakan bola anyaman rotan yang ringan namun kuat. Para pemain berdiri dalam lingkaran dan menjaga bola tetap di udara dengan menggunakan kaki, lutut, dada, dan kepala. Mereka berlomba menunjukkan keterampilan juggling terbaiknya, tanpa membiarkan bola menyentuh tanah. Selain melatih ketangkasan dan koordinasi tubuh, permainan ini juga mengajarkan kerjasama tim dan disiplin.

2. Anggaru: Bela Diri yang Penuh Gaya

Anggaru bukan sekadar permainan, tetapi juga seni bela diri tradisional yang sering ditampilkan dalam upacara adat. Menggunakan tongkat kayu, dua pemain atau lebih melakukan gerakan menyerang dan bertahan dengan penuh gaya, diiringi oleh musik tradisional. Anggaru mengajarkan ketangkasan, strategi, dan keberanian. Ini adalah simulasi perang yang menguji keterampilan prajurit dalam situasi yang dramatis dan menegangkan.

3. Mappalanca: Melompat dan Mengumpulkan Batu

Mappalanca sering dimainkan oleh anak-anak di pedesaan Makassar. Permainan ini menggunakan batu kecil atau kerikil. Pemain harus melompati batu dengan satu kaki sambil mengambil batu lainnya dengan tangan tanpa menyentuh batu yang tersisa. Permainan ini menuntut keseimbangan, ketepatan, dan konsentrasi tinggi. Mappalanca mengajarkan pentingnya koordinasi antara tangan dan kaki serta kemampuan untuk fokus.

4. Dende-Dende: Strategi dan Perhitungan dalam Lubang Kecil

Dende-Dende mirip congklak atau dakon, populer di berbagai daerah di Indonesia. Menggunakan papan dengan lubang-lubang dan biji atau kerang kecil, pemain mengambil semua biji dari satu lubang dan mendistribusikannya satu per satu ke lubang lain secara searah jarum jam. Tujuannya adalah mengumpulkan biji sebanyak mungkin di lubang milik pemain. Dende-Dende mengajarkan perhitungan, strategi, dan kesabaran.

5. Acci’-Acci’: Kreativitas dengan Karet Gelang

Acci’-Acci’ adalah permainan sederhana namun penuh kreativitas yang sering dimainkan oleh anak-anak di sekolah. Menggunakan karet gelang, anak-anak membuat berbagai formasi dengan memutar dan melompat tanpa memutuskan karet tersebut. Acci’-Acci’ mengajarkan kreativitas, ketangkasan tangan, dan imajinasi. Permainan ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus mereka melalui aktivitas yang menyenangkan dan penuh tantangan.

6. Gasing: Ketangkasan Memutar Gasing

Gasing adalah permainan yang populer di banyak daerah, termasuk Makassar. Menggunakan gasing yang terbuat dari kayu atau logam dan tali pemutar, pemain melilitkan tali pada gasing dan menariknya untuk memutar gasing di tanah. Tujuannya adalah membuat gasing berputar selama mungkin atau mengalahkan gasing lawan. Gasing melatih keterampilan dan ketepatan, serta menanamkan nilai kompetisi sehat di antara pemain. Permainan ini sering diadakan dalam bentuk turnamen atau perlombaan, menjadikannya acara yang meriah dan penuh kegembiraan.

7. Bakku Manu: Menjentik Batu dengan Presisi

Bakku Manu adalah permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak di waktu senggang. Menggunakan batu atau kerikil kecil, pemain menjentikkan batu dengan jari untuk mengenai sasaran atau batu lawan. Tujuannya adalah mengenai dan mengeluarkan batu lawan dari area permainan. Bakku Manu mengajarkan keterampilan tangan, ketepatan, dan fokus, serta menumbuhkan semangat kompetisi yang sehat. Permainan ini sederhana namun membutuhkan konsentrasi dan ketelitian yang tinggi, membuatnya menarik dan menantang.

8. Marbola: Strategi dan Ketepatan dalam Kelereng

Marbola adalah versi lokal dari permainan kelereng yang populer di seluruh dunia. Menggunakan kelereng, pemain menembak kelereng mereka untuk mengenai dan mengeluarkan kelereng lawan dalam lingkaran yang digambar di tanah. Pemain bergantian menembak kelereng mereka dengan tujuan mengumpulkan sebanyak mungkin kelereng lawan. Marbola mengajarkan ketepatan, strategi, dan keterampilan koordinasi tangan-mata, serta memperkuat rasa kompetisi dan kerjasama di antara anak-anak yang bermain.

9. Asing-A’Sing: Keterampilan dalam Menyusun Kerang

Asing-A’Sing adalah permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak di desa-desa. Menggunakan kerang atau batu kecil, pemain menyusun dan melemparkan kerang tersebut. Pemain harus mengambil dan menyusun kembali kerang tanpa menjatuhkannya. Permainan ini mengajarkan ketelitian, keseimbangan, dan konsentrasi, serta memberikan hiburan sederhana namun bermakna. Asing-A’Sing melatih kemampuan motorik halus dan mengajarkan anak-anak pentingnya ketepatan dan kesabaran dalam mencapai tujuan.

10. Mangasing: Adu Ketangkasan Memutar Gasing

Mangasing adalah permainan yang melibatkan adu ketangkasan dalam memutar gasing. Dua atau lebih pemain membuat gasing mereka berputar dengan menarik tali, berusaha agar gasing tetap berputar lebih lama daripada gasing lawan. Mangasing sering diadakan dalam bentuk turnamen atau perlombaan, di mana pemain dengan gasing yang berputar paling lama atau mengalahkan gasing lawan dinyatakan sebagai pemenang. Permainan ini mengajarkan kompetisi sehat, keterampilan, dan ketepatan, serta memberikan hiburan yang seru dan menantang bagi para pemain dan penonton.

Permainan tradisional Makassar ini tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga sarana untuk melestarikan budaya, mengajarkan nilai-nilai positif, dan memperkuat ikatan sosial di antara masyarakat. Setiap permainan mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal Makassar, menjadikannya bagian penting dari warisan budaya yang perlu dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.