KabarMakassar.com — LAZ Hadji Kalla baru saja menerima kunjungan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Pusat Edukasi Energi Baru Terbarukan (EBT) Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Rabu (25/09). Kunjungan ini merupakan bagian dari program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pendamping perhutanan sosial dari Kelompok Perhutanan Sosial dan Kelompok Tani Wanita (KWT).
Program ini merupakan bagian dari kegiatan pelatihan di Kota Makassar, dengan salah satu agendanya berupa kunjungan lapangan. Kunjungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang pentingnya pengelolaan energi terbarukan serta pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Direktur Kemitraan Lingkungan Hidup, Jo Kumala Dewi dan Kasubdit Pengembangan Pendampingan Perhutanan Sosial, Hasnawir.
Juga hadir Heni Irawaty, Gender Specialist GCF GBP BPDLH, serta Direktur Detara Foundation, Latifah Hendarti, bersama lima Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), para pendamping perhutanan sosial, dan peserta dari Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) se-Sulawesi. Total ada sekitar 50 orang yang ikut serta dalam kunjungan ini.
Program Kampung Hijau Energi, yang digagas oleh LAZ Hadji Kalla, bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui penerapan teknologi EBT.
Salah satu inovasi utama yang diperkenalkan adalah instalasi reaktor biogas yang tidak hanya menghasilkan energi terbarukan, tetapi juga produk sampingan berupa bioslury, pupuk organik yang mendukung kegiatan pertanian lokal. Program ini juga mengedepankan pengelolaan lingkungan berbasis komunitas dengan memanfaatkan energi terbarukan yang melimpah di wilayah tersebut.
Program Manager Bidang Kemanusiaan, Kesehatan, dan Lingkungan Yayasan Hadji Kalla, Sapril Akhmady, menyatakan bahwa inisiatif ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan warga desa akan alternatif energi yang lebih murah dan ramah lingkungan.
“Di desa, ketergantungan pada LPG sangat tinggi, padahal ada potensi energi hijau yang melimpah, terutama biogas yang bisa dioptimalkan. Kami melakukan riset dan menemukan bahwa Sulawesi Selatan, dengan sektor pertanian dan peternakannya, sangat cocok untuk pengembangan energi hijau ini,” jelasnya.
Sapril berharap, melalui kunjungan ini, Kementerian Lingkungan Hidup dapat semakin mendukung pengembangan inisiatif-inisiatif serupa yang mengedepankan energi bersih dan berkelanjutan serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Direktur Kemitraan Lingkungan Hidup, Kumala Dewi, memberikan apresiasi terhadap program Kampung Hijau Energi yang dinilai sebagai contoh konkret bagaimana teknologi dan edukasi dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami sangat berharap program ini bisa diadaptasi di daerah-daerah lain. Dengan adanya kolaborasi antara program energi terbarukan yang dijalankan oleh LAZ Hadji Kalla dan perhutanan sosial, kita dapat menciptakan kesejahteraan berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan,” kata Kumala Dewi.
Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat komitmen nasional terhadap pengembangan energi terbarukan serta pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.