kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Perkuat Low Carbon City, Pemkot Makassar Jajaki Kerja Sama Dengan Jepang

Perkuat Low Carbon City, Pemkot Makassar Jajaki Kerja Sama Dengan Jepang
Pj Sekda Makassar, Firman Hamid Pagarra (doc ist)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar semakin serius dalam merealisasikan visi Makassar sebagai kota rendah emisi karbon (Low Carbon City).

Komitmen ini tercermin dari langkah terbaru yang diambil oleh PJ Sekda Kota Makassar, Firman Hamid Pagarra, yang menerima kunjungan dari delegasi Pemerintah Jepang, khususnya dari perusahaan Nippon Koei. Pertemuan tersebut berlangsung di ruang rapat Sekda pada Rabu (21/08).

Pemprov Sulsel

Dalam pertemuan tersebut, Firman Hamid Pagarra menegaskan bahwa kerjasama ini adalah langkah awal menuju realisasi program Makassar Low Carbon City, salah satu program prioritas yang diusung oleh Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto.

“Hari ini, kita berdiskusi dengan Pemerintah Jepang, melalui Nippon Koei, untuk membahas kerjasama yang akan mendukung visi Pak Wali dalam menjadikan Makassar sebagai Low Carbon City,” ujar Firman.

Kerjasama ini akan fokus pada sektor transportasi dan energi, dengan salah satu rencananya adalah menghadirkan stasiun pengisian baterai untuk kendaraan listrik yang menggunakan tenaga surya, serta pemasangan panel surya di sekolah-sekolah dan kantor pemerintahan. Firman juga menyebutkan bahwa Nippon Koei telah melakukan survei awal mengenai transportasi kereta perkotaan di Makassar, yang akan menjadi bagian dari proyek ini.

“Kerjasama ini mencakup pembangunan stasiun pengisian baterai kendaraan listrik tenaga surya dan pemasangan panel surya di sekolah serta perkantoran. Selain itu, akan ada pengembangan kontrol sinyal otonom dan pemanfaatan energi terbarukan,” jelasnya.

Firman menambahkan bahwa proyek ini akan berkontribusi pada terbentuknya lingkungan perkotaan yang lebih berkelanjutan di Makassar. Rencana pengerjaan proyek ini diperkirakan akan berlangsung selama tiga tahun, dengan target selesai pada tahun 2026.

“MoU akan segera ditandatangani, dan proyek ini diperkirakan akan memakan waktu tiga tahun hingga 2026,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Firman juga menegaskan bahwa Kota Makassar telah lama berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon. Ini terbukti dari berbagai kebijakan yang telah diterapkan, seperti pemasangan solar cell di sekolah, puskesmas, dan gedung pemerintahan. Selain itu, Makassar juga telah mengoperasikan 47 unit mobil listrik untuk pelayanan puskesmas.

“Kita sudah memulai dengan pemasangan panel surya di berbagai sekolah dan puskesmas, serta pengoperasian 47 unit mobil listrik untuk puskesmas. Ke depan, seluruh SD, SMP, dan 2.600 lorong wisata di Makassar juga akan dilengkapi dengan panel surya,” ungkapnya.

Firman berharap kerjasama dengan pihak Jepang ini dapat berjalan dengan lancar sehingga cita-cita menjadikan Makassar sebagai kota Low Carbon City dapat terwujud dan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh masyarakat.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengharapkan Kota Maniwa di Jepang dapat bekerjasama dengan Makassar dalam mewujudkan kota rendah karbon.

“Kami tentu ingin kedua kota bisa share pengalaman dan berkolaborasi mewujudkan kota rendah karbon,” kata Danny Pomanto sapaan akrabnya saat menerima tim Maniwa Jepang dalam rangka rapat perencanaan awal kerja sama, di Kantor Balaikota, Selasa (20/08) kemarin.

Pada kesempatan itu, Danny juga menjelaskan bahwa Makassar sudah menyatakan diri menjadi Kota Rendah Karbon. Saat ini pihaknya sudah mempunyai berbagai program untuk mengurangi emisinya.

Seperti telah membuat kebijakan pemasangan solar cell atau pembangkit listrik tenaga surya di sekolah-sekolah, puskesmas juga gedung pemerintahan.

Tidak hanya dekarbonisasi, pihaknya juga telah membuat oksigenasi sehingga membantu menambah kadar oksigen di udara. Juga soal lorong wisata. Tambah Danny, merupakan sel kota yang harus mendapat perhatian.

“Kenapa lorong?, karena lorong itu adalah sel kota, dan sel penting untuk menentukan kesehatan kota,” kata Danny Pomanto.

Dia berpendapat dalam membangun sebuah kota sangat dibutuhkan public engagement, bagaimana masyarakat terlibat langsung di dalam membangun kotanya.

Sehingga di dalam program Lorong Wisata terdapat 21 konten untuk memperbaiki kehidupan masyarakat lorong. Mulai food security, inflation control, circular economy, city farming, city garden, social mitigasi, destinasi wisata baru, hingga pengembangan UMKM.