kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Peringatan Tragedi Panyapuang Digelar di Monumen 40.000 Jiwa

Peringatan Tragedi Panyapuang Digelar di Monumen 40.000 Jiwa
Upacara peringatan peristiwa Panyapuang di Polman (Dok : Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kasat Binmas Polres Majene, Iptu Rustan, menghadiri upacara dan ziarah peringatan Peristiwa Panyapuang, tragedi pembantaian penduduk sipil oleh tentara Belanda yang terjadi pada masa agresi militer.

Acara ini berlangsung di Monumen Korban 40.000 Jiwa, Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu (11/12).

Pemprov Sulsel

Upacara ini dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Majene, Ardiansyah, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara. Sementara itu, Kapten Inf Wardi (Danramil 1401-03 Sendana) berperan sebagai Komandan Upacara.

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting dari berbagai instansi, di antaranya Sekda Polewali Mandar I Nengah Tri Sumanada, Kasdim 1401Majene, Ketua Pengadilan Negeri Majene, Kasi Datun Kejari Majene, Ketua Pengadilan Agama Majene, Sekretaris Dewan Kabupaten Polewali Mandar, anggota DPRD Polewali Mandar, dan tamu undangan lainnya.

Upacara tersebut merupakan bagian dari peringatan tragedi Panyapuang, yang dikenal sebagai salah satu peristiwa kelam dalam sejarah perjuangan rakyat Sulawesi Barat melawan penjajahan.

Peristiwa ini menewaskan ribuan penduduk sipil, menjadi simbol pengorbanan dan perjuangan rakyat melawan kekejaman kolonialisme.

Kasat Binmas Polres Majene, IPTU Rustan, dalam keterangannya, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan acara ini sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban yang gugur dalam peristiwa tersebut.

“Kita mengenang jasa dan perjuangan mereka sebagai pengingat pentingnya persatuan dan semangat untuk mempertahankan kemerdekaan. Ini juga sebagai edukasi bagi generasi muda agar memahami sejarah dan menghargai pengorbanan para pahlawan,” ujar IPTU Rustan.

Selain upacara resmi, kegiatan ini juga melibatkan prosesi ziarah ke Monumen Korban 40.000 Jiwa. Para peserta upacara memberikan penghormatan dengan mengheningkan cipta, meletakkan karangan bunga, dan menabur bunga di makam para korban sebagai simbol penghormatan dan doa.

Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mempererat rasa nasionalisme dan mengenang kembali perjuangan rakyat dalam merebut kemerdekaan, sekaligus menjadi pengingat agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan.