kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Peralihan Musim, BPBD Pinrang Imbau Masyarakat Antisipasi Potensi Bencana Hidrometeorologis

banner 468x60

KABARBUGIS.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pinrang akan melakukan langkah preventif dalam menghadapi peralihan musim kemarau ke musim hujan. Berdasarkan prediksi BMKG RI musim penghujan terjadi bulan November – Desember 2023.

Pada peralihan musim tersebut akan memicu terjadinya potensi bencana Hidrometeorologis di sejumlah daerah di Indonesia termasuk Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan.

Pemprov Sulsel

Kepala Pelaksana BPBD Pinrang, Dr Rhommy Reynald Macley Manule mengatakan pihaknya tengah melakukan langkah preventif dalam menghadapi peralihan musim kemarau panjang ke musim penghujan mendatang.

"Pada peralihan musim tersebut, BMKG memprediksi akan memicu terjadinya potensi bencana Hidrometeorologis basah yakni banjir, tanah longsor, angin kencang dan abrasi. Kita BPBD Pinrang sudah melakukan langkah antisipasi akan hal itu," kata Rhommy kepada KabarBugis.id, Sabtu (04/11).

Selain itu kata Rhommy, meminta masyarakat yang bermukim di daerah rawan terjadi bencana untuk senantiasa waspada peralihan musim kemarau ke musim hujan.

"Kita harus sama-sama mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis tersebut. Terutama masyarakat kita yang bermukim di pesisir dan pegunungan, kita harus meminimalisir terjadinya bencana angin kencang, abrasi, banjir hingga tanah longsor," ujarnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) prediksi awal musim hujan 2023/2024 akan dimulai pada November hingga Desember 2023, dengan puncaknya pada Januari dan Februari 2024 sebanyak 385 zona musim (ZOM). 

Sebagai rekomendasi untuk menghadapi Musim Hujan 2023/2024, BMKG menghimbau pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologis. 

BMKG memberikan gambaran lengkap tentang perubahan cuaca dan iklim di Indonesia dan menekankan pentingnya persiapan dan mitigasi bencana dalam menghadapi perubahan cuaca yang dinamis.

“Penting untuk mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana dan menggunakan informasi ini sebagai panduan dalam menyusun rencana aksi dini guna mengurangi kerugian yang mungkin terjadi akibat bencana hidrometeorologis," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip laman resmi bmkg.go.id, Senin (30/10).