KabarMakassar.com — Festival Aksara Lontaraq IV Tahun 2023 resmi digelar selama dua hari yakni 19-20 November 2023 di Gedung Serbaguna Kantor Bupati Maros.
Kegiatan yang mengusung Penerapan Perda Aksara Lontaraq itu digelar dengan berbagai agenda kegiatan mulai dari fashion show dan pemilihan duta lontaraq, lomba lagu daerah kreatifitas anak, konser lagu daerah, pameran UMKM ekonomi kreatif hingga seminar internasional.
Adapun agenda seminar internasional yang menghadirkan narasumber akademisi, pemerintah daerah dan peneliti luar negeri membahas pentingnya mendorong penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2023 Tentang Literasi Aksara Lontaraq dan Sastra Bahasa Daerah.
Guru Besar Fakultas Budaya Unhas, Prof Nurhayati mengatakan pentingnya pemerintah provinsi berkolaborasi dengan pemerintah daerah menyiapkan bahan ajar hingga sumber daya manusia.
Menurutnya, Perda Literasi Aksara Lontaraq yang telah ada menjadi kebanggaan bersama yang harus didukung penuh dengan menyiapkan tenaga pengajar serta bahan ajar kurikulum agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
"Harus ada penyusunan kurikulum dan jangan sampai hanya jalan liar dan tidak kena sasaran. Maka kita harus siapkan guru yang bisa mengajarkan pelajaran sastra bahasa daerah aksara lontaraq ini", ungkapnya, Minggu (19/11).
Sementara itu, Peneliti Bidang Paleografi asal Jerman, Uli Kozok menjelaskan sejumlah penemuannya terhadap aksara lontaraq Sulawesi Selatan yang memiliki sejumlah kemiripan yang signifikan dengan aksara di daerah lain di Indonesia dan sejumlah negara-negara di dunia.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aksara lontaraq dan aksara batak serta aksara di Madagaskar misalnya hampir semua berakhir dengan a dengan urutan abjad hampir sama.
Selain itu, urutan abjad ketiga aksara ini sesuai dengan titik pelafalan yakni dari gutural (belakang) seperti ka, ga, nga, ngka.
Selanjutnya, urutan labial (depan) seperti pa, ba, ma, mpa dan urutan dental (gigi) seperti ta, da, na, nra serta urutan palatal (langit-langit) seperti ca, ja, nya, nyca.
Meski begitu kata dia, sejumlah aksara yang mirip dengan aksara lontaraq tidak begitu lagi banyak digunakan di daerah asalnya hingga bahkan terkikis dan hilang begitu saja.
Sehingga perlu kata dia Sulawesi Selatan berbangga dengan langkah upaya penerapan aksara lontaraq melalui terbitnya Perda sebagai acuan pelaksanaan pelestarian aksara lontaraq.
"Memang saya banyak melihat aksara-aksara di dunia tidak lagi banyak digunakan bahkan punah yah, nah aksara lontaraq ini menjadi spesial karena hingga hari ini masih banyak yang mengetahui dan menggunakan aksara ini", jelasnya
Maros Siap Implemetasikan Perda
Pemerintah Daerah Kabupaten Maros dan Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel) siap mendorong penerapan Peraturan Daerah (Perda) Tentang Literasi Aksara Lontaraq dan Sastra Bahasa Daerah.
Bupati Maros, A.S Chaidir Syam mengatakan pihaknya siap mendorong dan menjadi daerah pertama yang menerapkan Perda Literasi Aksara Lontaraq dengan dukungan penuh dari Disdik Sulsel.
Ia mengatakan pihaknya akan memasukkan mata pelajaran sastra dan bahasa daerah di tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Selain itu, langkah awal juga dimulai dengan membuat papan nama jalan bertuliskan aksara lontaraq.
"Sebagai langkah awal dalam mendorong penerapan Perda ini tentu kami sudah membuat nama-nama jalan menggunakan aksara lontaraq dan nantinya yang selama ini sastra bahasa daerah hanya diajarkan di SD akan kami terapkan juga di tingkat SMP dan SMA", ungkapnya dalam Seminar Internasional Festival Aksara Lontaraq tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Andi Mashari Mappiara mendorong penuh langkah Bupati Maros sebagai pilot project dalam penerapan Perda Literasi Aksara Lontaraq.
Pihaknya pun siap menyalurkan tenaga pengajar lulusan sastra bahasa daerah yang berkompeten untuk mengajarkan mata pelajaran di tingkat SD hingga SMA di Kabupaten Maros.
"Kita sudah memulai dan mendata ada banyak lulusan-lulusan sastra bahasa daerah yang nantinya kita akan salurkan menjadi tenaga pengajar", ujarnya
Hal ini kata dia perlu dilakukan dengan serius agar penerapan Perda Literasi Aksara Lontaraq berjalan dengan maksimal dan memberikan dampak jangka panjang terhadap generasi kedepannya.
Nantinya, seluruh mata pelajaran muatan lokal akan diisi dengan sastra bahasa daerah di tingkat SD hingga SMA yang didukung dengan bahan ajar yang sesuai.
"Hal ini tentu menjadi serius untuk kita lakukan karena selama ini sastra daerah hanya ditemukan saat kita SD, jadi perlu kita tingkatkan hingga ke jenjang SMA", pungkasnya