KabarMakassar.com — Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Barat melaunching program Rumah Pangan B2SA untuk pencegahan dan penanganan stunting di Sulbar. Kegiatan pertama di mulai di Desa Lembang-Lembang Kecamatan Limboro Kabupeten Polman (2/5).
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Distapang Sulbar, Nugroho Hamid mengatakan, Rumah Pangan B2SA ini untuk memaksimalkan penanganan stunting di daerah.
Diketahui prevalensi stunting di Sulbar tahun 2023 masih berada pada angka 30,03 persen, dan masih berada pada kategori zona merah. Olehnya Pj Gubernur Sulawesi Barat, Prof Zudan Arif Fakrullah telah mencanangkan 4 + 1 sebagai salah satu program prioritas untuk menangani masalah mendasar di Sulbar, salah satunya adalah stunting.
“Kegiatan rumah pangan B2SA ini bertujuan sebagai tempat untuk sosialisasi, edukasi dan implementasi konsep pola pangan B2SA,” kata Nugroho Hamid.
“B2SA adalah konsep pola makan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Dengan mengimplementasikn pola makan ini diharapkan masyarakat mendapatkan asupan zat gizi yang cukup dan berimbang untuk kebutuhan beraktifitas dan mempertahankan kesehatannya,” ungkapnya.
Sebagaimana dijelaskan Kadis Ketapang Sulbar, Waris Bestari, menyebut program rumah pangan B2SA ini menyasar sejumlah desa di empat kabupaten di Sulbar untuk di Kabupaten Polman, Majene, Mamuju dan Mamasa bersumber dari dana dekonsentrasi Badan Ketahanan Pangan Nasional (BAPANAS) tahun anggaran 2024. Untuk sumber APBD menyasar satu desa di Mamuju Tengah
“Setiap desa mendapatkan bantuan sebesar 60 juta Rupiah yang digunakan untuk aktifitas sosialisasi dan eduksi pola pangan B2SA serta pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil yang KEK (Kekurangan Energi Kronik) dan balita stunting. Jumlah sasaran yang diberikan makanan tambahan adalah 40 orang dan akan diberikan sebanyak 50 kali pemberian, dengan durasi 3 kali seminggu. Jadi kegiatan ini akan berlangsung selma 4 bulan,” pungkasnya.