kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

OCCRP Klarifikasi Masuknya Nama Jokowi sebagai Tokoh Terkorup Sedunia

OCCRP Klarifikasi Masuknya Nama Jokowi sebagai Tokoh Terkorup Sedunia
Mantan Presiden ke-7 RI, Jokowi (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Belakangan ini media sosial sedang dihebohkan terkait nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) yang muncul dalam daftar finalis Person of the Year 2024 kategori kejahatan terorganisasi dan korupsi yang dirilis oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Diketahui, lembaga berbasis di Amsterdam ini mengumpulkan nominasi melalui Google Form sejak Jumat (22/11/2024) Lalu.

Karena kasus ini menjadi sorotan dunia, pihak OCCRP pun memberikan klarifikasi. OCCRP pun menegaskan bahwa mereka tidak memiliki bukti yang menunjukkan keterlibatan Jokowi dalam tindakan korupsi.

Pemprov Sulsel

Sebaliknya, mereka mengaitkan nominasi ini dengan persepsi masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap melemahkan lembaga antikorupsi dan demokrasi di Indonesia.

OCCRP menjelaskan bahwa nominasi untuk penghargaan ini dilakukan secara terbuka, dengan lebih dari 55.000 nama diajukan oleh masyarakat dunia.

Proses seleksi melibatkan panel juri yang terdiri dari akademisi, jurnalis, dan perwakilan masyarakat sipil.

“Kami tidak memiliki kendali atas nama-nama yang dinominasikan karena semuanya diajukan oleh masyarakat. Mereka yang masuk ke dalam daftar finalis adalah nama-nama yang mendapatkan suara daring terbanyak,” jelas OCCRP melalui situs resminya.

Meskipun demikian, OCCRP menggarisbawahi bahwa tidak semua finalis memiliki bukti keterlibatan langsung dalam korupsi atau pelanggaran hukum lainnya.

“OCCRP tidak memiliki bukti bahwa Jokowi terlibat dalam korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama masa kepresidenannya,” tulisnya.

Namun, mereka menyebut kritik masyarakat sipil terkait kebijakan Jokowi yang dianggap melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lembaga pemilu di Indonesia.

Langkah ini dinilai berkaitan dengan ambisi politik keluarganya, khususnya terkait posisi putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden baru.

Selain Jokowi, finalis untuk penghargaan ini meliputi:

  • William Ruto (Presiden Kenya)
  • Bola Ahmed Tinubu (Presiden Nigeria)
  • Sheikh Hasina (mantan Perdana Menteri Bangladesh)
  • Gautam Adani (pengusaha India)

Namun, OCCRP memberikan penghargaan “Corrupt Person of the Year 2024” kepada mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang justru tidak termasuk dalam daftar finalis.

Menurut OCCRP, Assad dipilih karena perannya dalam destabilisasi Suriah melalui jaringan kriminal, pelanggaran hak asasi manusia, dan tindakan korupsi yang masif.

Dalam penutupnya, OCCRP menjelaskan bahwa penghargaan Person of the Year bertujuan menyoroti aktor-aktor yang memungkinkan terjadinya korupsi dan kejahatan terorganisasi.

“Kami juga ingin mengingatkan bahwa persepsi masyarakat terhadap korupsi adalah tanda bahwa mereka mengawasi dan peduli. Proses ini terus kami perbaiki agar lebih transparan dan inklusif,” jelas OCCRP.

OCCRP menambahkan, penghargaan tersebut memicu keterlibatan global yang besar dan mencerminkan meningkatnya perhatian publik terhadap isu-isu korupsi dan demokrasi.

Menanggapi masuknya namanya dalam nominasi, Jokowi menilai tuduhan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.

“Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa. Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat. Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti,” ujar Jokowi, dikutip dari Kompas, Sabtu (04/01).

Ketika ditanya apakah ada muatan politis dalam nominasi tersebut, Jokowi menyarankan agar hal itu ditanyakan langsung kepada OCCRP.

“Orang bisa pakai kendaraan apa pun, NGO, partai, ormas untuk menuduh, membuat framing jahat, dan tuduhan-tuduhan seperti itu,” tegasnya.