kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Mengenal Tari Punti Manurung, Mitos Larangan Memakan Pisang Kepok

Mengenal Tari Punti Manurung, Mitos Larangan Memakan Pisang Kepok
(Foto : Dok. Andini KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Sanggar Seni Sugi Performing Arts Palopo mengenalkan Tarian Punti Manurung di Festival Budaya Ma’rampe-Rampe 2024.

Seperti namanya Tari Punti Manurung yang berarti Tari Pisang Manurung atau Pisang Kepok.

Pemprov Sulsel

Tarian ini menceritakan mitos larangan memakan pisang kepok yang diyakini sebagian masyarakat Lampenai Wotu Luwu Timur.

Punti Manurung atau Pisang Kepok merupakan jenis pisang yang banyak ditemukan tumbuh di Indonesia termasuk Sulawesi Selatan

Umumnya, pisang kepok dikonsumsi dengan berbagai cara yang beragam mulai dari pisang goreng hingga menu tradisional pisang ijo.

Konon, Punti Manurung atau Pisang Kepok justru tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat Lampenai Wotu sejak dahulu

Hal ini sebab adanya kepercayaan bahwa To Manurung atau Raja-raja Luwu dulunya juga melarang untuk mengkonsumsi jenis pisang ini.

Masyarakat Adat Lampenai konon dulunya menggunakan batang Pisang Manurung untuk melawan serangan Ikan Sori yang bermulut tajam dan panjang yang menganggu stabilitas ekosistem di Sungai Salomoge.

Batang pohon Pisang Manurung digunakan sangat banyak hingga membuat jenis pisang ini langka.

Sehingga, Masyarakat Adat Lampenai bersumpah dan berjanji untuk tidak mengkonsumsi Pisang Manurung lagi.

Sejak itulah Pisang Manurung menjadi mitos larangan untuk dikonsumsi dan dipercaya akan mendatangkan sakit apabila sampai dikonsumsi.

Hingga saat ini, mitos ini masih banyak dipercaya di sekitar wilayah kawasan Cerekang, sebuah kampung yang dulunya masih wilayah Adat Lampenai.