kabarbursa.com
kabarbursa.com

Masih Ada 400 Titik Blank Spot Internet, Pemprov Komitmen Tingkatkan Akses

Masih Ada 400 Titik Blank Spot Internet, Pemprov Komitmen Tingkatkan Akses
Sekretaris Diskominfo-SP Sulsel, Sultan Rakib (Dok: INT)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pesatnya perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ternyata hingga saat ini masih memiliki tantangan yang harus dihadapi terkhususnya terkait dengan titik blank spot.

Istilah blank spot sendiri merupakan penggambaran area yang mengalami ketiadaan akses ke layanan informasi juga komunikasi, contohnya internet.

Pemprov Sulsel

Fenomena tersebut biasanya terjadi di daerah terpencil, perbatasan, atau wilayah yang kurang berkembang. Wilayah yang masih banyak blank spot juga sering dikenal dengan sebutan 3T yaitu daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.

Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo-SP) Sulsel, Sultan Rakib menyatakan bahwa di Sulsel masih terdapat sekitar 400 titik blank spot.

Titik blank spot, kata Sultan, merupakan titik-titik yang tersebar di beberapa wilayah yang ada di Sulsel.

“Jadi titik blank spot itu bisa hanya di 1 desa, tapi bisa juga lebih dari 1 desa, bahkan 1 desa juga bisa terdapat lebih dari 5 titik,” ucapnya.

Sultan mengaku terdapat perubahan signifikan dalam sebaran titik blank spot yang terdapat di Sulsel. Semenjak tahun 2018, titik blank spot berkisar pada 700 titik, selanjutnya mengalami perkembangan beberapa tahun hingga kemudian di tahun 2023 titik blank spot menjadi 400 titik.

“Tahun 2024 ini, mudah-mudahan ada perubahan lagi, semoga nantinya 200 lagi,” katanya.

Ia membeberkan, hal tersebut tidak lepas dari bantuan pemerintah pusat serta peran Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dalam melakukan perubahan yang signifikan.

Diketahui, bantuan telah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulsel berupa pemberian Very Small Aperture Terminal (Vsat) atau Terminal bukaan sangat kecil.

VSAT sendiri bisa diartikan sebagai suatu terminal pemancar serta penerima transmisi satelit yang tersebar di banyak lokasi juga terhubung ke hub sentral melalui satelit dengan menggunakan antena parabola berdiameter tertentu.

Sultan Rakib mengatakan, bantuan yang diberikan tersebut menjadi sebuah jawaban dalam mendapatkan akses jaringan internet, karena tidak semua wilayah yang berada di Sulsel memiliki tower jaringan.

Ia mengungkapkan, Sulsel tidak termasuk dalam kategori daerah 3T atau Tertinggal, Terdepan dan Terluar sehingga tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan tower jaringan dari pemerintah pusat.

Provider jaringan, kata Sultan, jika dilihat dari sudut pandang ekonomi tentu mempertimbangkan keuntungan dalam pemasangan atau pendirian tower jaringan tersebut. Karena jika dilihat dari aspek ekonomi, investasi tersebut harus menghasilkan keuntungan yang memadai.

“Jika ingin pasang tower pasti diperhatikan dulu bagaimana di desa tersebut, karena untuk invest kan pasti harus berfikir dari segi ekonomisnya,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan beberapa titik blank spot tersebut tersebar di beberapa wilayah Sulsel seperti di Kabupaten Bone, Maros, Gowa, Bulukumba serta daerah Kepulauan Pangkep.

Lebih lanjut ia menjelaskan terkait dengan 400 titik blank spot sudah sesuai dengan pengajuan yang dilakukan terhadap Kementerian Kominfo yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dan kemudian akan di fasilitasi agar 400 titik tersebut bisa teraliri oleh jaringan.

“Sekarang ini kami sudah mendapat jawaban, jadi kami itu ke Bakti mitra Kominfo di Makassar,” ungkapnya.

“Itu yang kami harapkan agar dapat dibantu, makanya tempat pendidikan juga layanan-layanan kemasyarakatan itu kami harap agar segera BAKTI mitra Kominfo dapat di penuhi,” lanjutnya.

Ia menjabarkan dalam menentukan titik blank spot memiliki cara tertentu. Untuk mengetahui titik blank spot tersebut digunakan aplikasi khusus serta di berikan arahan pula kepada seluruh Kominfo kabupaten/kota agar dapat melakukan pemetaan atas titik blank spot tersebut.

“Jadi begini, kalau misalkan datang kesini, kemudian di dapati blank spot 1 titik, kemudian kita jalan lagi nah lalu ada muncul lagi, lanjut lagi jika tidak ada berarti tempat tersebut sudah aman dari blank spot, kemudian ketika dilanjut lagi ternyata ada lagi jadi bisa 1 desa lebih dari 2 titik,” tandasnya.

Untuk mengatasi masalah titik blank spot, pemetaan dengan menggunakan aplikasi yang memungkinkan identifikasi titik-titik blank spot di setiap kabupaten/kota menjadi langkah penting dalam merencanakan penyebaran infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengalirkan jaringan internet ke daerah-daerah yang belum terjangkau.

Menghadapi tantangan titik blank spot tersebut Sulsel menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan aksesibilitas terhadap teknologi informasi dan komunikasi bagi seluruh masyarakat.

Kolaborasi serta dukungan dari pemerintah pusat dan kerja sama dengan BAKTI menjadi kunci dalam mengatasi masalah tersebut.

Dengan langkah-langkah yang telah diambil, diharapkan agar Sulsel segera melampaui kendala titik blank spot dan memberikan akses yang merata kepada seluruh masyarakat.