kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Manasik Haji KBIHU, Peringatan Tentang Visa Ilegal dan Pentingnya Kesehatan Jamaah

Manasik Haji KBIHU, Peringatan Tentang Visa Ilegal dan Pentingnya Kesehatan Jamaah
Bimbingan Manadik Haji oleh Bimbingan Manasik Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Nurul Muhajirin, Kabupaten Takalar, Minggu (15/09) (dok ist)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Di tengah meningkatnya antusiasme masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji, Bimbingan Manasik Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Nurul Muhajirin, Kabupaten Takalar, di Pesantren Modern Tarbiyah Takalar menjadi momen penting bagi para calon jamaah haji.

Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan, H. Ikbal Ismail, yang memberikan pesan-pesan krusial kepada jamaah.

Pemprov Sulsel

Dalam manasik haji tersebut, H. Ikbal Ismail mengingatkan calon jamaah agar waspada terhadap berbagai pihak yang menjanjikan keberangkatan haji secara instan. Ia menekankan pentingnya menjalani proses pendaftaran haji yang resmi dan sesuai dengan aturan.

“Kalau ada oknum yang menjanjikan mendaftar tahun ini dan berangkat tahun ini juga, itu pasti tidak menggunakan visa haji resmi,” tegasnya, Minggu (15/09).

Lebih lanjut, Ikbal juga menjelaskan pentingnya tidak terprovokasi dengan isu-isu di luar yang mengatakan mendaftar tahun ini bisa berangkat tahun ini.

“Kita ini mau melaksanakan haji, kalau sudah melanggar aturan, bagaimana hajinya bisa mabrur?” tegasnya.

Peringatan ini sangat relevan mengingat kasus-kasus jamaah yang menggunakan visa wisata untuk menunaikan ibadah haji, yang sering kali menimbulkan masalah.

Ikbal menjelaskan bahwa banyak jamaah yang menggunakan visa tidak resmi akhirnya mengalami kesulitan saat melaksanakan puncak ibadah haji, terutama ketika harus memasuki Arafah, salah satu rukun penting dalam ibadah haji.

“Karena haji itu sah jika kita bisa masuk Arafah. Kalau ada jamaah haji yang tidak bisa masuk ke Arafah, maka tidak sah hajinya. Ini yang sering terjadi pada jamaah yang menggunakan visa wisata. Ketika mereka ditemukan oleh polisi di sana, mereka diusir. Kasihan jamaah yang tidak mau sabar dan tidak mau menunggu antrean,” lanjut Ikbal.

Ia menjelaskan bahwa pengawasan di Arafah sangat ketat, dan hanya jamaah dengan visa haji resmi yang diizinkan untuk masuk. Oleh karena itu, penting bagi setiap calon jamaah untuk mematuhi prosedur resmi agar dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan sah.

Tidak hanya menekankan aspek administrasi, H. Ikbal juga mengingatkan jamaah mengenai pentingnya menjaga kesehatan fisik. Menurutnya, kesiapan fisik adalah salah satu kunci keberhasilan dalam melaksanakan ibadah haji, mengingat tantangan fisik yang tidak ringan selama di Tanah Suci.

“Bagi jamaah yang akan berangkat tahun 2025, mulai sekarang jaga kesehatan. Kalau tidak sehat, maka tidak bisa diberangkatkan. Yang paling krusial adalah jamaah yang memiliki penyakit menular, seperti TBC. Jangan malu-malu periksakan diri ke dokter,” ujar Ikbal.

Nasihat ini menjadi penting karena banyak calon jamaah haji yang mengabaikan kondisi kesehatan mereka, padahal kesehatan adalah salah satu syarat utama untuk dapat diberangkatkan.

Jamaah dengan penyakit menular atau kondisi kesehatan yang tidak stabil bisa berisiko tidak diberangkatkan, atau lebih buruk lagi, menghadapi komplikasi kesehatan selama berada di Arab Saudi.

Bimbingan manasik haji di Masjid Nurul Muhajirin Takalar ini juga menjadi forum bagi calon jamaah untuk bertanya mengenai berbagai hal terkait ibadah haji, mulai dari teknis pelaksanaan hingga persoalan kesehatan.

H. Ikbal juga memberikan tips praktis untuk menghadapi cuaca ekstrem di Tanah Suci dan bagaimana mengelola stamina selama menjalani serangkaian ibadah yang padat.

Pembimbing Haji KBIHU Nurul Muhajirin, KH Hasid Hasan Palogai, menjelaskan urgensinya menjalankan manasik haji, menurutnya calon jamaah haji mendapatkan bimbingan manasik Haji secara sempurna.

‘Dilaksanakan terpusat di Kompleks pesantren Modern Tarbiyah Takalar. Dibimbing minimal 15 kali. Juga ada yg dilaksanakan pada titik kumpul yg disepakati oleh jamaah, wilayah Galesong di tempat terdekat, demikian jg Marbo, Polongbangkeng, Pattallassang dan Mapsu,” tutupnya.