KabarMakassar.com — Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sektor ekonomi utama seperti rumah tangga, perdagangan besar, dan industri pengolahan menjadi penyumbang kredit terbesar pada Januari 2024.
Sektor rumah tangga mendominasi dengan 23,67 persen, diikuti oleh perdagangan besar (15,81 persen) dan industri pengolahan (15,65 persen). Sementara sektor Real Estate hanya menyumbang 5,09 persen total kredit sektor perbankan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa OJK telah mengambil langkah-langkah untuk menyelaraskan pengaturan di sektor perbankan Indonesia dengan inisiatif yang dilakukan oleh Basel Committee on Banking Supervision (BCBS).
Indonesia telah mengadopsi kerangka Basel III reforms pada Januari 2024, lebih cepat dibandingkan Uni Eropa dan Amerika Serikat yang baru akan mengimplementasikannya pada Juli 2025.
“Kita juga telah terbitkan consultative paper terkait prinsip manajemen risiko keuangan terkait iklim, taksonomi untuk keuangan berkelanjutan, dan panduan climate risk management & scenario analysis (CRMS) untuk mendukung pengelolaan risiko perubahan iklim di sektor perbankan,” terangnya.
Di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada penutupan Kuartal IV 2023 kemarin penyaluran kredit meningkat 12,63 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya Rp138,4 triliun.
Total penyaluran kredit dari perbankan pada November 2023 mencapai Rp155,9 triliun. Pertumbuhan ini disertai dengan risiko kredit (NPL) sebesar 2,93 persen menunjukkan stabilitas sektor jasa keuangan cukup terjaga.
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Darwisman menyebut, Bank umum masih menjadi kontributor terbesar dalam penyaluran kredit di Sulsel, mencapai Rp153 triliun, dengan pertumbuhan dari tahun sebelumnya sebesar Rp135,8 triliun.
Sementara itu, BPR menyalurkan kredit sebesar Rp2,9 triliun, naik tipis dari Rp2,6 triliun tahun sebelumnya.
“Kredit produktif juga masih mendominasi penyaluran kredit dengan 56,46 persen dari total penyaluran, sedangkan kredit konsumtif mencapai 43,54 persen. Secara keseluruhan, kinerja industri keuangan Sulsel hingga November 2023 cukup stabil dan terjaga,” ucap Darwisman.
Lebih lanjut, ia menyebut dukungan dari pemodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai telah menjaga stabilitas sektor jasa keuangan Sulsel.
Aset perbankan tumbuh 10,85 persen (year of year) mencapai Rp188,7 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,74 perswn menjadi Rp124,9 triliun pada November kemarin. Koordinasi antar-otoritas juga terus ditingkatkan untuk memastikan stabilitas sistem keuangan nasional terjaga.