KabarMakassar.com — Hasanah, seorang calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kementerian Agama Kabupaten Maros, menghadapi ujian berat dalam hidupnya. Di tengah duka mendalam akibat kehilangan suami tercinta, ia tetap berusaha menjalankan tanggung jawabnya untuk mengikuti tes masuk Aparatur Sipil Negara (ASN).
Peristiwa ini bermula pada Selasa (17/12) pagi, saat Hasanah yang berprofesi sebagai penyuluh agama non-PNS di KUA Kecamatan Bantimurung, tengah berada di lokasi tes di aula Kemenag Maros. Di tempat itulah ia menerima kabar duka bahwa suaminya telah meninggal dunia.
“Sebelumnya, saya sudah minta izin ke suami untuk ikut tes,” tutur Hasanah dengan suara bergetar, mengenang restu yang diberikan almarhum suaminya.
Hasanah telah merawat suaminya yang sakit selama dua hari di rumah sakit. Pada pagi itu, ia berangkat dari rumah sakit langsung menuju lokasi ujian. Ketika kabar tersebut datang, Hasanah memutuskan kembali ke rumah sakit untuk sejenak menemui jenazah suaminya, sebelum kembali ke tempat tes untuk melanjutkan perjuangannya.
“Sempatji ke rumah sakit tadi. Mau pi sesi jadwal tesku baru kembali,” katanya singkat, sambil menahan air mata.
Namun, kesedihan itu tidak mengurangi tekadnya untuk mengikuti tes kategori PPPK. Hasanah tidak sempat mengantar jenazah suaminya dari rumah sakit menuju rumah duka di Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Maros. Ia harus mengikuti jadwal tes sesi ketiga Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT) yang berlangsung pukul 14.00 WITA.
Panitia seleksi sempat menawarkan rescheduling ujian untuk Hasanah, tetapi ia memilih tetap hadir sesuai jadwal.
“Tapi Bu Hasanah tetap hadir pada sesi ketiga sesuai jadwal,” ungkap Fatwa, salah satu panitia seleksi.
Di ruang ujian, Hasanah berusaha fokus mengerjakan soal. Namun, raut wajahnya tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang mendalam.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros, Muhammad, turut menyampaikan rasa belasungkawa atas musibah yang dialami Hasanah.
“Kita semua ikut bersedih. Semoga perjuangan Bu Hasanah tak sia-sia,” ujarnya penuh haru.
Kisah Hasanah ini menggambarkan ketegaran seorang perempuan yang berjuang di tengah duka. Semoga langkah dan usahanya membuahkan hasil yang terbaik.