kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Kepergian Alwi Hamu, Mentan: Tokoh Pers Sulsel yang Menginspirasi Dunia Jurnalistik Indonesia

Kepergian Alwi Hamu, Mentan: Tokoh Pers Sulsel yang Menginspirasi Dunia Jurnalistik Indonesia
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman ketika melayat di rumah duka almarhum HM Alwi Hamu (Dok: Ist)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, turut menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya wartawan senior, pendiri, sekaligus pemilik Fajar Group, HM Alwi Hamu.

Diketahui, HM Alwi Hamu wafat pada Sabtu (18/01) di Rumah Sakit Puri, Jakarta Barat. Ia meninggal dunia pada usia 80 tahun.

Pemprov Sulsel

Saat bertakziah di rumah duka yang berlokasi di Perumahan SPS, Jalan Kembang Harum Utama D I/19, Kembangan, Jakarta Barat. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengungkapkan sosok HM Alwi Hamu.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami kehilangan sosok inspiratif, seorang tokoh pers yang telah memberikan kontribusi besar bagi dunia jurnalistik dan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Alwi Hamu dikenal sebagai tokoh pers dari Sulawesi Selatan yang dedikasinya terhadap dunia jurnalistik dimulai sejak masa mudanya. Bersama Jusuf Kalla, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada tahun 1966. Alwi juga pernah melahirkan berbagai karya pers, seperti buletin IDJO itam BERDJUANG dan surat kabar KAMI.

Demi memperjuangkan idealisme jurnalistik, Alwi bahkan sempat menjalani hukuman penjara selama enam bulan. Pada 1 Oktober 1981, ia mendirikan harian Fajar yang kini menjadi salah satu media terkemuka di Indonesia. Hingga akhir hayatnya, Alwi memimpin organisasi Serikat Perusahaan Pers (SPS).

Andi Amran Sulaiman menyampaikan doa agar almarhum diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran. Kami semua kehilangan figur yang berjasa besar untuk bangsa ini,” tukasnya.

Ucapan belasungkawa juga mengalir dari berbagai tokoh, kerabat, dan rekan seprofesi. Kepergian Alwi Hamu meninggalkan jejak yang mendalam di dunia jurnalistik dan menjadi teladan bagi generasi muda dalam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan kebebasan pers.

Sebelumnya diberitakan, kabar duka menyelimuti dunia jurnalistik Indonesia. H. M. Alwi Hamu, pendiri Fajar Group dan salah satu tokoh penting asal Sulawesi Selatan, berpulang pada Sabtu (18/01). Almarhum mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Puri, Jakarta.

Rencananya, jenazah Alwi Hamu akan dimakamkan di kampung halamannya di Makassar pada Minggu, 19 Januari 2025.

Kiprah dan Dedikasi Alwi Hamu

Lahir di Parepare pada 28 Juli 1944, Alwi Hamu telah menunjukkan bakat dan kecintaannya pada dunia jurnalistik sejak usia muda. Bahkan saat masih duduk di bangku SMP dan SMA, ia sudah menerbitkan majalah stensilan yang menjadi cikal bakal kecemerlangannya di dunia pers.

Sebagai mahasiswa, Alwi aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan turut mendirikan buletin IDJO itam BERDJUANG di Makassar.

Bersama Jusuf Kalla, ia juga terlibat dalam gerakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada 1966. Duet keduanya melahirkan surat kabar “KAMI,” yang menjadi salah satu medium perjuangan mahasiswa saat itu.

Tak hanya itu, Alwi Hamu juga pernah menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan idealisme jurnalistiknya.

Salah satu peristiwa bersejarah adalah ketika ia harus menjalani hukuman enam bulan penjara akibat pendiriannya.

Namun, itu tak menyurutkan langkahnya. Pada 1 Oktober 1981, ia mendirikan Harian Fajar yang kemudian berkembang menjadi grup media besar di Tanah Air.

Warisan Besar di Dunia Pers

Sebagai pendiri Fajar Group, Alwi Hamu membangun jaringan media yang kuat. Grup ini mencakup berbagai surat kabar besar di Indonesia Timur, seperti Fajar, Berita Kota Makassar, Kendari Pos, hingga Palopo Pos.

Media-media ini tak hanya menjadi sumber informasi masyarakat, tetapi juga saksi sejarah perkembangan jurnalistik di wilayah tersebut.

Peran dalam Gerakan Mahasiswa

Selain berjasa di dunia pers, Alwi Hamu juga dikenal sebagai tokoh aktif dalam pergerakan mahasiswa. Pada era 1960-an, ia memimpin mahasiswa di Sulawesi Selatan, berjuang melawan tirani pemerintah.

Dengan dukungan dari ayahnya, Haji Muhammad Syata, ia mengelola organisasi ini sembari membentuk surat kabar yang kelak menjadi bagian dari perjalanan besar pers Indonesia.

Kepergian Alwi Hamu adalah kehilangan besar bagi dunia jurnalistik Indonesia. Warisannya sebagai tokoh pers dan pejuang idealisme akan selalu dikenang.