KabarMakassar.com — Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan (Sulsel), Brigjen Budi Sajidin blak-blakan menyebut Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari positif narkoba, sehingga tidak memenuhi syarat (TMS) untuk mencalonkan sebagai Wakil Bupati Maros di Pilkada 2024 lalu.
Budi menyampaikan hal tersebut saat menghadiri grandfinal pemilihan Duta Anti Narkoba Maros 2024 di Gedung Serbaguna, Kabupaten Maros, Jumat (06/12) kemarin. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat, diantaranya, Bupati Maros Chaidir Syam, Kapolres Maros AKBP Douglas Mahendra Jaya, serta Dandim 1422/Maros Letkol Nikolas Sirilus.
Budi mengaku bahwa awalnya dia terkejut menerima hasil tes urin dari Suhartina yang dinyatakan positif menggunakan narkoba. Dan laporan tes tersebut diterimanya dari Koordinator Rehabilitasi BNNP Sulsel, Sudaryanto.
“Dulu waktu saya bulan Agustus serah terima jabatan KBNN saya masih di Jakarta. Ketua tim Sudaryanto lapor ke saya, pak ini positif (kata Sudaryanto), coba dicek lagi masa wakil bupati makai (narkoba),” kata Budi dalam sambutannya di kegiatan tersebut.
Budi mengaku karena belum yakin, ia kembali meminta pihaknya untuk melakukan tes ulang menggunakan alat di laboratutium dan hasilnya tetap masih positif narkoba. Ia menjelaskan bahwa uji laboratorium yang dilakukan BNN dapat membedakan kandungan obat atau adanya narkoba yang di konsumsi seseorang
“Pakai alat sekali lagi coba dites lagi, akhirnya di laboratorium yang hasilnya kalau obat batuk ya obat batuk, kalau obat mencret ya obat mencret, kalau narkoba ya narkoba. Tidak bisa dibohongin, jadi mau ditukar-tuker apa juga tidak bisa,“ tegas Budi.
Setelah hasil tes tersebut keluar, Budi mengatakan bahwa pihaknya bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tim kedokteran dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, menggelar rapat pleno dan memutuskan bahwa calon Wakil Bupati Suhartina Bohar tidak memenuhi syarat.
“Akhirnya pada saat sya rapat pleno dengan KPU dengan kedokteran Unhas, saya putuskan tidak bisa. Jadi mohon maaf pak bupati saya mnta maaf bukan rekayasa siapa-siapa itu memang hasil yang tidak bisa dibohongi,” ujar Budi dalam acara tersebut yang juga di hadiri calon Bupati, Chaidir Syam.
“Jadi bukan saya menghambat bapak, bukan menghambat siapapun itu memang kenyataan yang harus kita lalui, tapi itu jdi pembelajaran buat kita bahwa besok lusa anak-anak mudah kita jagalah dari bahaya narkoba,” tambahnya.
Terkait upaya rehabilitasi terhadap Suhartina, Budi mengaku pihaknya sudah berkali-kali mengimbau agar bisa menjalani program rehabilitasi. Namun, kata dia Wabup Maros tidak merespon hal tersebut.
“Sebaik mungkin kita mengundang untuk rehab, tolong sampaikan beliau, kita obatin baik-baik,” kata Budi.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari dinyatakan positif narkoba berdasarkan hasil pemeriksaan urine, oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Hal ini disampaikan secara resmi oleh Ketua Tim Pemeriksa Narkotika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulsel 2024, Sudarianto, melalui akun channel YouTube BNNP Sulawesi Selatan, pada Jumat (20/09) malam.
Sudarianto mengaku bahwa dari seluruh bakal calon kepala daerah di Kabupaten Maros yang menjalani tahapan pemeriksaan kesehatan yang di gelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai salah satu syarat pencalonan. Nama Suhartina Bohari menjadi satu-satunya bakal calon yang positif narkoba.
“Saya selaku ketua tim yang ditugaskan oleh BNN Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan pemeriksaan narkotika dalam rangka pemilihan calon kepala daerah di Sulawesi Selatan. Dari 140 yang kami lakukan tes urin, terindikasi satu orang positif, yaitu (bakal) calon wakil bupati Maros,” kata Sudarianto.
Sudarianto menjelaskan bahwa pemeriksaan ini telah dilakukan secara profesional. Dan pemeriksaan pada Suhartina telah dilakukan dua kali untuk memastikan bahwa hasil tes betul-betul positif.
“Nah, ini dilakukan secara profesional dengan menggunakan rapid tes 7 parameter. Pemeriksaan ini dilakukan tiga kali karena pada tes pertama ditemukan hasil yang positif maka untuk memastikan dilakukan lagi tes kedua,” jelasnya.
“Sesuai dengan SOP kami, maka dilakukan tes konfirmasi ke pusat laboratorium BNN cabang Makassar, dan hasilnya positif juga,” lanjut Sudarianto.
Dikatakan Sudarianto, bahwa alat pada laboratorium BNN saat melakukan pemeriksaan pada seseorang, akan mendeteksi sesuai obat yang telah dikonsumsinya, sehingga dipastikan tidak ada kekeliruan.
“Jadi, laboratorium BNN ini dapat mendeteksi, dapat mengurai hasilnya kalau itu yang dikonsumsi adalah obat batuk, dia akan menunjuk obat batuk, nama obatnya. Begitupun obat tidur, dan pada pemeriksaan kali ini langsung menunjuk metamfetamine,” terangnya.
Oleh karena itu, Sudarianto mengingatkan bahwa pemeriksaan dengan media urine, hasilnya dapat terbaca satu sampai 5 hari. Dan jika lebih dari 10 hari maka tidak terdeteksi dengan rapor tes lagi.
“Olehnya itu bagi penyalahguna narkoba bisa melaporkan diri ke BNN, tidak dipidana, melainkan diberikan program rehabilitasi dalam upaya pemulihan penyalahgunaan narkoba,” tandasnya.
Sementara, Ketua KPU Maros, Jumaedi menegaskan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan terhadap Suhartina Bohari tidak memenuhi syarat sehingga, Chaidir Syam harus mengganti wakilnya.
Dimana hasil tes Kesehatan dan hasil penelitian dokumen persyaratan calon telah diserahkan kepada LO Paslon, Sabtu (07/09).
“Pemeriksaan kesehatan Chaidir Syam dinyatakan MS atau memenuhi syarat, sedangkan Suhartina TMS,” ucap Jumaedi.
Meski demikian, dia tidak membeberkan lebih jauh atau secara detail, item apa yang membuat Suhartina TMS. Diketahui, ada 20 item yang diperiksa saat tes kesehatan, termasuk tes narkotika.
Jumaedi menegaskan bahwa pengumuman hasil tes kesehatan terhadap mantan Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari telah sesuai dengan mekanisme yang ada.
“Kalau di kami, semua sudah sesuai yang kami lakukan dan tidak ada yang terlewatkan. Kalau mungkin ada keraguan dari pihak yang bersangkutan (Suhartina) itu tentu tidak bisa dihalangi. Tentu Itu haknya mereka, namun kalau kami melaksanakan sudah sesuai regulasi dan aturan yang ada,” pungkasnya.