KabarMakassar.com — Dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pelaku usaha mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) menginisiasi Pendampingan Usaha Mikro Mandiri 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Gammara Makassar pada Kamis (10/10) ini sebagai bagian dari Program ini diinisiasi pada April 2024, dengan fokus pada tiga aspek utama yaitucpertumbuhan bisnis, akses pembiayaan, dan akses pemasaran.
Tim Pelaksana Program Mikro Mandiri UGM, Ikhsan, menjelaskan program ini dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan yang dihadapi pelaku usaha mikro, terutama terkait terbatasnya pemahaman mengenai pengembangan bisnis, akses pembiayaan, dan pemasaran.
“Ada kelas interaktif oleh ahli dan praktisi yang bertujuan memperluas pasar dan meningkatkan akses pembiayaan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan serta membuka lapangan kerja baru,” jelasnya, Kamis (10/10).
Selama enam bulan pelaksanaan, program ini telah menarik 2.578 pendaftar dari seluruh Indonesia. Kegiatan ini juga mencakup webinar tingkat nasional yang memberikan wawasan baru bagi pelaku UMKM.
“Berdasarkan hasil evaluasi, 70,5 persen peserta menyatakan bahwa materi webinar merupakan hal baru, dan 43 persen peserta mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja selama masa pendampingan,” lanjutnya.
Dalam sesi pendampingan offline yang berlangsung di Makassar, turut hadir 25 peserta UMKM dari Sulawesi Selatan serta 19 mitra usaha.
Program ini melibatkan 400 peserta yang terpilih secara nasional, dengan 25 peserta berasal dari wilayah Indonesia Timur, khususnya Sulawesi Selatan. Para peserta berasal dari berbagai sektor prioritas, seperti kuliner, fashion, ekonomi kreatif, pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Perwakilan dari KemenkopUKM bidang Usaha Mikro, Martshudy Khahar, menyampaikan bahwa jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta, dengan 99,62 persen di antaranya adalah usaha mikro.
“UMKM memberikan kontribusi sebesar 61,9 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja. Namun, sebagian besar usaha mikro menghadapi kendala akses pembiayaan (51,9 persen), pemasaran (34,72 persen), dan bahan baku (8,59 persen),” ungkapnya.
Oleh karena itu, KemenkopUKM berfokus pada peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha mikro melalui pelatihan dan pendampingan.
“Inisiatif ini bertujuan agar pelaku usaha mikro mampu mengembangkan bisnis, meningkatkan daya saing, dan naik kelas,” lanjutnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM (DiskopUMKM) Sulawesi Selatan, Asharie F. Radjamilo, yang turut hadir dan membuka kegiatan ini secara resmi, mengapresiasi inisiatif tersebut. Ia menekankan pentingnya digitalisasi bagi pelaku UMKM dalam menghadapi perubahan zaman.
“Dulu kita masih menggunakan sistem tradisional, sekarang kita harus beradaptasi dengan digitalisasi. UMKM harus mampu menghadapi tantangan globalisasi dengan keunggulan inovatif dan kreatif untuk mengembangkan bisnis,” ujarnya.
Asharie juga berharap kegiatan ini dapat membantu membangkitkan semangat dan kondisi pelaku UMKM, khususnya di Sulawesi Selatan, agar dapat terus tumbuh dan berkembang dalam menghadapi era digitalisasi.