KabarMakassar.com — Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan kembali diterjang banjir yang mengakibatkan sejumlah desa terendam.
Menanggapi hal itu, Pengurus Pusat Persatuan Mahasiswa Indonesia Luwu Utara (PP Pemilar) mempertanyakan Slogan ‘Ayo ke Luwu Utara’ yang selalu ramai tersebar melalui spanduk dan banner di seluruh pelosok daerah Luwu Utara hingga hampir seluruh wilayah di Sulawesi Selatan.
Sekertaris Jenderal PP Pemilar, Muhammad Rifli mengatakan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara bekerja keras mengajak masyarakat domestik maupun luar untuk datang berkunjung di Luwu Utara, namun tidak jelas apa yang dapat mereka kunjungi, lihat dan nikmati disini.
Menurutnya, Pemda Luwu Utara melalui slogan ayo ke Luwu Utara mengajak warga lokal maupun luar untuk mengunjungi Luwu Utara namun tidak ada potensi yang bisa dijual.
“Untuk apa mengajak masyarakat luar datang ke Luwu Utara. Tampak dari sisi pariwisata, hanya terdapat sebagian kecil yang dapat menjadi destinasi wisata, hal ini pun juga terkendala dengan akses jalan yang dapat dikatakan rusak dan tidak memadai, lalu untuk apa kita ke Luwu Utara?”, sebutnya
Selian itu kata dia tak sedikit pemuda-pemuda potensial yang harus membuang diri keluar daerah untuk memenuhi kebutuhan hidup, khususnya di daerah Tambang Morowali dikarenakan lapangan pekerjaan yang sangat minim di Luwu Utara
Rifli juga mengutarakan minimnya perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara kepada potensi sumber daya manusia khususnya pemuda untuk dikembangkan dan diberdayakan dalam mengelola beberapa sektor potensial di Kabupaten Luwu Utara
“Potensi para pemuda ini tidak dimanfaatkan Pemerintah Daerah Luwu Utara untuk mengelola potensi daerah melalui kerja-kerja dan program kolektif yang dapat memajukan dan mengembangkan daerah dengan julukan Bumi Lamaranginang ini”, ungkapnya
“Terlebih lagi, pemerintah malah asyik bereuforia menggelar Wonderful Rongkong yang banyak menelan anggaran APBD dan dinikmati hanya segelintir orang saja ketimbang memperhatikan dan mengatasi masalah yang banjir dan pertumbuhan ekonomi yang terbilang lambat, Lalu untuk apa kita ke Luwu Utara?”, tegasnya