kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Kemacetan Parah di Traffic Light Perintis-Antang, Ini Kata Pakar Transportasi

Kemacetan Parah di Traffic Light Perintis-Antang, Ini Kata Pakar Transportasi
Suasana Traffic Light Pertigaan Jalan Perintis-Antang (Dok : Hanifah KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Warga Kota Makassar mengeluhkan kemacetan parah yang semakin meningkat sejak beroperasinya traffic light di pertigaan Jalan Perintis-Leimena (Antang).

Traffic light yang mulai aktif sejak 18 September 2024 kini menjadi sorotan karena dianggap memperparah kondisi lalu lintas di sekitar lokasi.

Pemprov Sulsel

Pada Rabu (25/09), kemacetan panjang terjadi, dengan antrean kendaraan menumpuk dari depan Carrefour hingga lampu merah pertigaan Tallo. Kendaraan hanya bisa bergerak perlahan, sementara dari arah lampu merah pertigaan Tallo ke Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), meski padat, tidak terjadi penumpukan kendaraan yang berarti.

Syahrul, salah satu pengendara mobil yang sering melintasi jalur ini, mengaku kemacetan semakin parah sejak traffic light beroperasi.

“Biasanya setelah putaran ini lancar, tapi sekarang tidak. Tadi malam sampai Panaikang macet, efek dari lampu merah ini. Dulu tidak pernah macet, sekarang tambah macet. Rasanya titik macetnya hanya pindah,” keluhnya, Selasa (01/10).

Senada, Lisa, seorang pengendara motor, juga menyampaikan hal serupa. Sebagai pekerja lepas yang sering melewati jalur ini pada jam-jam sibuk, ia merasa kemacetan semakin parah.

“Saya tinggal di BTP, setiap pagi dan sore beberapa titik sudah macet, sekarang bertambah lagi di sini (Perintis-Leimena),” ungkapnya.

Pakar Manajemen Transportasi dari Universitas Muslim Indonesia (UMI), Prof. Lambang Basri, memberikan tanggapan terkait kondisi ini.

Menurutnya, pemasangan traffic light di pertigaan tersebut bertujuan untuk mengatur lalu lintas dengan penggunaan ruang secara bergantian yang diatur berdasarkan waktu. Namun, ia menekankan pentingnya tata kelola yang baik agar traffic light berfungsi maksimal.

“Traffic light harus diatur sesuai dengan dinamika jalanan. Jalur Perintis dan Antang sama-sama jalur utama, jadi begitu ada lonjakan di satu titik, traffic light harus menyesuaikan. Penataan yang baik diperlukan agar sistem ini berjalan dengan optimal,” ujar Prof. Basri, Selasa (01/10).

Ia juga menyarankan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam pengaturan traffic light agar sistem dapat mendeteksi kemacetan secara otomatis.

“Jika antrean kendaraan sudah mencapai 50 meter, traffic light seharusnya otomatis berubah menjadi hijau. Namun, jika teknologi ini tidak dimungkinkan, petugas kepolisian atau Dinas Perhubungan bisa mengatur lalu lintas secara manual,” tambahnya.

Menurut Prof. Basri, jika pada jam-jam sibuk traffic light tidak berfungsi optimal, pengaturan lalu lintas manual oleh petugas harus menjadi opsi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi.

“Jika traffic light tidak bisa menangani kemacetan dengan baik di jam-jam tertentu, maka lebih baik dimatikan dan digantikan dengan pengaturan manual oleh petugas,” tutupnya.