KabarMakassar.com — Pihak keluarga mencurigai sejumlah orang yang diduga sebagai pelaku penembakan pengacara, Rudi S Gani (49). Istri korban mengaku para pelaku ada hubungannya dengan kasus yang ditangani korban.
“Yang saya curigai ada tiga orang. Kecurigaan itu wajar yang berhubungan dengan perkara yang ditangani oleh bapak. Jadi saya curigai mereka,” kata istri korban, Maryam, Senin (06/01).
Maryam mengatakan bahwa korban sempat menangani beberapa perkara sengketa lahan di Kabupaten Bone.
“Ada beberapa perkara penyerobotan lahan, semuanya ditangani di Bone,” ungkapnya.
Maryam mengaku sebelum persitiwa penembakan suaminya terjadi, korban sempat mendapatkan ancaman di media sosial dan beberapa orang menyampaikan kepada Maryam. Namun, korban tidak menganggap sebagai ancaman.
“Kalau ancaman itu , saya tidak tahu apakah itu ancaman atau apa. Tapi dia (korban) bilang (bukan ancaman) seperti itu, ada yang bilang itu ancaman, kayak ancaman,” jelasnya.
Kemudian, kata Maryam ancaman tersebut muncul setelah korban menangani perkara sengketa lahan sekira sebulan lalu.
“Kurang lebih empat minggu lalu, karena waktu itu, kami ke lokasi untuk memediasi disitu lah ada konflik,” bebernya.
Bahkan, sebelum malam penembakan itu, Selasa (31/12) kemarin, kata Maryam ada beberapa orang yang menunjukkan gerak-gerik yang mencurigakan saat melintas di depan rumahnya.
“Ada orang yang melintas di depan rumah tapi dia selalu melihat ke dalam rumah. Itu sejak sore sampai Magrib. Tapi, bapak tidak mau pusing,” pungkasnya.
Hingga saat ini, polisi masih melakukan proses penyelidikan untuk mengungkap pelaku dan motifnya.
Sebelumnya diberitakan, Pengacara asal Makassar, Rudi S Gani (49) yang tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) saat malam pergantian tahun, sebelum meninggal korban sedang menangani kasus sengketa lahan di Kabupaten Bone.
Hal tersebut diungkapkan oleh istri korban, Maryam yang mengatakan bahwa sebelum ke Kabupaten Bone untuk merayakan pergantian tahun, korban sempat ke Polrestabes Makassar untuk mengurus kasus sengketa lahan.
“Hari Selasa, jam 10 saya tinggalkan rumah, ke Polres, pidana kasus penyerobotan lahan, bapak dampingi terlapor. Terus saya tinggalkan Polres dia sempat sidang melalui online,” ungkap Maryam, Kamis (02/01).
Sementara itu, kakak korban bernama Arifin mengungkapkan bahwa korban saat itu sedang menangani lima kasus di Kabupaten Bone.
“Kasus yang paling banyak ditangani adalah di Kabupten Bone. Umumnya disana, ada kasus pidana, ada kasus perdata. Hampir seimbang kasus yang ditangani antara kasus pidana dan perdata,” bebernya.
Arifin juga mengatakan bahwa korban sempat mengatakan mempunyai klien terkait kasus sengketa lahan, dan akan ditangan di bulan Januari ini.
“Selama jadi pengacara, dia tidak pernah cerita ada ancaman. Jadi harapan saya ini, karena ini tiba-tiba dia di tembak. Saya minta kepolisian supaya betul-betul mengusut, cari orangnya, itu siapa,” ujar Arifin.
Kata Arifin dengan sejumlah kasus yang tengah ditangani adiknya itu, ia berharap pihak kepolisian dapat menjadikan itu sebgai bahan untuk mengusut pelaku penembakan.
“Artinya, itu praduga tak bersalah mungkin kita belum (tau pelaku), karena inikan dalam proses penyelidikan kepolisian,” katanya.
Sementar itu, jenazah korban telah dimakamkan di kampung halamannya di Ka’ba, Kabupaten Pangkep, Kamis (02/01).
Setelah sebelumnya, korban di semayamkan dirumah duka di Jalan Teuku Umar 10, di Kecamatan Tallo, Makassar. Begitu proyektil peluru yang bersarang dibagian wajah korban berhasil di keluarkan oleh Biddokkes Polda Sulsel.