KabarMakassar.com — Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengatakan bahwa jajaran Polda menyalurkan 891 hewan kurban pada Hari Raya Idul adha 1445 Hijriah.
Dimana dari 891 hewan kurban tersebut, 20 ekor diantaranya adalah kambing yang akan dikurbankan, mulai Senin (17/6).
Ratusan hewan kurban ini disebar di seluruh wilayah Sulsel. “Jadi, hewan yang dikurbankan berjumlah 871 ekor sapi dan 20 ekor kambing,”ucap Irjen Pol Andi Rian R Djajadi.
Jenderan bintang dua itu, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata dari kepedulian polisi terhadap kesejahteraan masyarakat.
Untuk distribusi hewan kurban, kata Andi Rian, dilakukan secara merata di seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Andi Rian menuturkan, pelaksanaan kurban ini tidak hanya sebagai bentuk ibadah, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat.
Menurutnya, ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan solidaritas dan kepedulian sosial dari aparat kepolisian. Hal ini dilakukan agar manfaat dari kurban ini dapat dirasakan oleh sebanyak mungkin masyarakat yang membutuhkan. Orang nomor satu di Polda Sulsel ini berharap bahwa nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian sosial dapat terus ditanamkan dan dijaga.
Dimana penyaluran bantuan ini semoga dapat meringankan beban masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
“Tentu kita berharap, bahwa ini adalah momen berbagi dan bersedekah. Mudah-mudahan saudara kita yang susah beli daging, ini kesempatan untuk mendapat lagi,” tutup Irjen Pol Andi Rian.
Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Andi Ina Kartika Sari mendampingi Pj Gubernur SulSel Prof Zudan Arif Fakrulloh melakukan operasi pasar tradisional jelang Idul Adha yang dilaksanakan pada dua titik di kota Makassar Minggu pagi (16/6).
Pada perayaan hari raya Idul Adha 2024/1445 hijriah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebelumnya menyebutkan bahwa ketersediaan ternak hewan kurban di 24 kabupaten/kota.
Dimana hewan kurban tahun ini yakni sapi-kerbau sebanyak 86.331 ekor, 49.028 ekor kambing dengan total total 135.359 ekor.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan Nurlina Saking kepada kabarmakassar.com, Kamis (30/5).
“Untuk kebutuhan hewan kurban di Sulsle tahun ini sangat terpenuhi bagi umat muslim yang ingin berkurban,”ucap Nurlina Saking.
Terkait kondisi ternak sapi maupun kambing, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel masih intensif melakukan pemantauan di lapangan. Hal itu meminimalisir hewan kurban yang terjangkit virus jembrana.
“Jadi alhamdulillah serangan penyakit sangat terkendali di Sulsel,”terangnya.
“Kami imbau juga bagi kaum muslim yang berkurban agar memeriksa terlebih dahulu kondisi kesehatan ternak dan mendapatkan surat resmi dari instansi terkait atau pemerintah daerah setempat,”sambung Nurlina Saking.
Lebih jauh dikatakan, bahwa soal pemeriksaan ternah hewan kurban pihak Pemprov maupun Pemda menyediakan vaksin secara gratis.
Selain vaksin, pihak petugas medis atau dokter hewan juga aktif melakukan pemeriksaan secara mandiri sesuai permintaan pemilik ternak.
“Kalau vaksin dilaksanakan 100 saat mendekati Idul Adha,”tandasnya.
Untuk diketahui, penyakit Jembrana adalah penyakit hewan menular pada sapi yang disebabkan oleh virus Jembrana. Penyakit ini bersifat akut dan menimbulkan tanda klinis yang jelas pada sapi bali (Bos javanicus domesticus), sedangkan pada jenis sapi lainnya hanya bersifat subklinis dan tidak menunjukkan tanda klinis yang nyata.
Penyakit Jembrana merupakan penyakit yang hanya ditemukan di Indonesia, kasusnya pertama kali ditemukan di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada dan kini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Senada ditambahkan Sriyanti Haruni Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel.
Menurut ketersediaan hewan kurban setiap tahunnya selalu terpenuhi oleh masyarakat yang berkurban.
“Untuk tahun ini kebutuhan hewan kurban diperkirakan sekitar 46.963 ekor,”ujarnya.
Sementara itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kembali berkurban di Sulsel. Dimana tahun 2023 lalu, Jokowi berkurban satu ekor sapi berat 1 ton di Kabupaten Bone, Sulsel.
Sementara itu, salah seorang pedagang sapi qurban yang ditemui mengatakan tahun 2024 mengalami kenaikan harga berkisar 1juta hingga 2 juta per ekor.
“Tahun lalu harga sapi dengan berat 60 Kg dijual 10 juta – 11juta per ekor, sekarang menjadi harga Rp 12 juta atau Rp 11,5 juta per ekor. Ada kenaikan Rp 1-2 juta per ekor,” kata Daeng Bunga salah seorang pedagang sapi Qurban asal Gowa.
Daeng Bunga juga menyebut kenaikan harga disebabkan permintaan sapi qurban meningkat.
“Bukan di Makassar saja, tapi ada pesanan juga dari Kalimantan. Beberapa pedagang mengirim sampai 100 ekor satu pedagang” jelasnya.
Sedangkan pemenuhan stok sapi lokal Daeng Bunga mendapatkan dari daerah Kabupaten Gowa dan Sinjai. Bahkan banyak juga berasal dari daerah Plores Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara itu, Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari mengatakan bahwa dirinya bersama Pj gubernur sebagai forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompinda) turun langsung ke kelapangan meninjau kestabilan harga pada momentum Idul Adha 2024 untuk memastikan ke stabilan harga di pasar agar masyarakat merasa nyaman saat berbelanja.
“Saya mendampingi bapak PJ gubernur Prof Zudan dan juga didampingi oleh bapak walikota Makassar Danny Pomanto melakukan operasi pasar di pasar Pabaeng-baeng dan pasar terong Makassar untuk mengecek ke stabilan harga dan alhamdulilah harga sembako di pasar cukup stabil,”ujar legislator perempuan itu.
Andi Ina juga mengapresiasi operasi pasar murah yang dilakukan oleh pemerintah provinsi karena menurutnya hal ini merupakan sebuah langkah strategis untuk memastikan kebutuhan pokok masyarakat dapat terpenuhi dengan harga terjangkau terutama hari raya Idul Adha.
“Jadi kami di DPRD Sulsel sangat mengapresiasi kepada Pemprov Sulsel yang berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program dan kebijakan yang inovatif dan berkelanjutan,” ungkapnya.