kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Kandidat Perempuan di Pilkada Diharapkan Angkat Isu Kelompok Rentan

Kandidat Perempuan di Pilkada Diharapkan Angkat Isu Kelompok Rentan
Peneliti dan Konsultan Politik, Andi Sri Wulandani saat podcast KabarMakassar yang bertajuk Sulsel Memilih (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Menjelang Pilkada serentak yang akan digelar pada November mendatang, Peneliti dan Konsultan Politik, Andi Sri Wulandani, menekankan pentingnya perhatian terhadap sejumlah isu krusial yang harus diperjuangkan oleh para kandidat perempuan.

Ia mengungkapkan bahwa dalam kontestasi Pilkada kali ini, khususnya di Makassar, terdapat tiga kandidat perempuan yang memiliki tanggung jawab besar untuk tidak hanya merepresentasikan perempuan, tetapi juga mengangkat isu-isu penting yang sering diabaikan, terutama yang berkaitan dengan kelompok rentan.

Pemprov Sulsel

Diketahui, kandidat perempuan dalam Pilkada Wali Kota Makassar kali ini adalah Indira Jusuf Ismail, Aliyah Mustika Ilham, dan Rezki Mulfiati Lutfi.

Wulan, sapaannya, menekankan bahwa harapan masyarakat terhadap mereka sangat besar, bukan hanya karena mereka mewakili gender perempuan, tetapi juga karena mereka diharapkan membawa perubahan yang signifikan dalam hal memperhatikan kelompok-kelompok rentan.

“Saat ini, perempuan yang maju dalam Pilkada Makassar harus lebih dari sekadar simbol. Mereka perlu membawa isu-isu yang relevan dengan kebutuhan masyarakat luas, termasuk isu yang jarang mendapat perhatian seperti perlunya ruang publik yang ramah bagi ibu menyusui, fasilitas gedung yang responsif terhadap kebutuhan ibu hamil, serta aksesibilitas untuk difabel perempuan, seperti penyediaan lift yang mendukung pengguna kursi roda,” jelas Wulandani saat podcast KabarMakassar yang bertajuk Sulsel Memilih, Rabu (04/09).

Isu-isu yang dihadapi kelompok marjinal juga menjadi sorotan penting. Wulan menekankan bahwa isu-isu seperti pernikahan anak, yang sering kali terjadi karena faktor ekonomi atau perjodohan, harus menjadi perhatian utama.

“Pernikahan anak adalah salah satu masalah besar yang perlu diangkat. Selain itu, kita perlu memperhatikan kebutuhan lansia, yang sering kali terabaikan dalam kebijakan publik,” tambahnya.

Ia juga menyoroti kenyataan bahwa perempuan di banyak sektor masih tertinggal, dan berharap bahwa kandidat perempuan yang maju dalam Pilkada ini mampu mengangkat isu-isu tersebut dan membawa perhatian lebih terhadap kelompok-kelompok yang rentan di masyarakat.

Selain itu, Wulandani menggarisbawahi pentingnya peningkatan melek aksara dan perhatian terhadap anak-anak yang putus sekolah.

“Angka melek aksara harus ditingkatkan, dan masalah anak-anak yang putus sekolah harus menjadi salah satu prioritas bagi para kandidat perempuan. Ini adalah hal-hal mendasar yang sangat penting bagi kemajuan masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wulai menyebut dengan semakin mendekatnya Pilkada, harapan besar ditujukan kepada para kandidat perempuan di Makassar untuk membawa perubahan yang tidak hanya signifikan bagi perempuan, tetapi juga bagi seluruh masyarakat, terutama kelompok rentan yang sering kali diabaikan dalam kebijakan politik dan pembangunan.

“Pilkada jangan hanya dilihat sebagai ruang pertarungan, ini adalah proses demokrasi, mari kita kawal dengan baik dan sehat, serta setia dalam proses dengan menolak politik uang, sama-sama bergandeng tangan menuju Pilkada damai, siapapun yang terpiliuh harus berkolaborasi aghar efeknya bisa menyentuh semua lapisan,” tutupnya.

PDAM Makassar