KabarMakassar.com — Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin statusnya naik menjadi terindeks scopus sesuai rilis Scopus pada Selasa (05/03) lalu.
Hal ini menunjukkan kualitas tata kelola jurnal telah berskala global.
Dekan Fakultas Kehutanan Unhas, A. Mujetahid merasa bersyukur dengan keberhasilan yang cukup cepat diraih ini.
“Keberhasilan jurnal ini lolos untuk terindeks scopus mempunyai dampak signifikan terhadap upaya penguatan Unhas dalam World Class University”, ungkapnya, Kamis (7/3).
Sebagai pimpinan Fakultas, lanjut Mujetahid pihaknya tidak akan stop pada pencapaian ini.
“Peningkatan kualitas jurnal terus dimaksimalkan melalui ketersediaan sarana prasarana ataupun kebijakan yang sejalan dengan langkah strategis untuk peningkatan pengelolaan jurnal”, kata Mujetahid.
“Kita memberikan support dan fasilitas, bahkan anggaran juga kita siapkan. Jurnal itu bisa berkembang jika didukung dengan fasilitas yang memadai, misalnya saja ketersedian ruangan yang dapat dimanfaatkan hingga kebebasan berkarya dan berkreasi”, sambungnya
Hingga saat ini, terdapat dua jurnal yang dikelola Fakultas Kehutanan Unhas terindeks scopus yakni Jurnal Forest and Society yang lebih dulu bereputasi internasional”, pungkasnya
Editor in Chief, Prof. Ngakan Putu Oka menjelaskan Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea berfokus pada permasalahan konservasi sumber daya hayati, meliputi pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan, aspek sosial, dan kebijakan dalam konservasi.
Terkhusus pada isu-isu konservasi di wilayah biogeografis Wallacea.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Alif K. Sahide selaku tim yang membantu dalam persiapan jurnal tersebut menjelaskan awal mula pengelolaan jurnal kehutanan Wallacae.
Dirinya menjelaskan, jurnal ini awalnya dikelola oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup. Namun, sejak awal tahun 2023, jurnal ini dikelola oleh Program Studi Konservasi Hutan dengan fokus kajiannya disesuaikan dengan Konservasi Sumber Daya Hayati.
“Sejak jurnal ini dialihkan ke kami, proses perbaikan jurnal kami lakukan secara berkelanjutan sampai bisa terindeks scopus hingga saat ini. Harapannya, kehadiran jurnal ini bisa mendorong semangat kelompok riset Wallacea untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih berkualitas,” jelas Prof Alif.
Wallacea merupakan kawasan biogeografis strategis yang terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, sehingga keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat unik dan spesifik, ditandai dengan tingkat endemisme yang tinggi.
Namun di sisi lain, konservasi sumber daya hayati di kawasan ini terancam akibat kepadatan penduduk dan peningkatan jumlah penduduk.
Berbagai pendekatan perlu terus dilakukan dalam rangka pengelolaan sumber daya hayati yang ada untuk menjamin ketersediaannya secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat.
Jurnal ilmiah merupakan salah satu indikator perkembangan akademik Perguruan Tinggi. Dosen dan peneliti memiliki tanggungjawab mengembangkan tri darma, salah satunya dengan melaksanakan penelitian.
Hasil penelitian ini perlu didiseminasikan kepada publik akademik lainnya melalui artikel yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah.
Hingga saat ini, sudah ada 6 jurnal ilmiah yang bereputasi internasional, yaitu Forest and Society, Hasanuddin Law Review, Canrea, Journal of Dentomaxillofacial Science, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, dan terakhir Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea.