kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Jambore Pokmaswas, Libatkan Masyarakat Jaga Konservasi Laut

Jambore Pokmaswas, Libatkan Masyarakat Jaga Konservasi Laut
Penyelenggaraan Jambore Pokmaswas (Dok: Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Penyelenggaraan Jambore Kelompok Masyarakat Pengawas atau Pokmaswas melibatkan kelompok masyarakat penjaga laut untuk menjaga konservasi laut.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel, Muh Ilyas saat dikonfirmasi pada Rabu (16/10). Ia menyebut jambore yang dilakukan melibatkan kelompok masyarakat yang merupakan binaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pemprov Sulsel

“Kita berikan fasilitas dalam membantu pengawasan sumber daya laut. Karena keterbatasan kemampuan kita mengawas laut, baik SDM dan anggaran. Maka pelibatan masyarakat paling baik nantinya,” ucapnya.

Ilyas mengatakan bahwa Pokmaswas perlu dibina dalam melakukan pengawalan serta pengawasan. Ia turut menekankan bahwa hal utama yang akan dilakukan adalah dengan memberi informasi kepada masyarakat terhadap hal yang tidak boleh dilakukan untuk menjaga sumber daya alam terkhususnya di laut.

“Tidak boleh bertindak seperti petugas polisi dan tentara, tetapi lebih banyak menginformasikan bahwa ada pelanggaran ilegal fishing, penebangan pohon mangrove. Banyak membantu kita pengawasan sumber daya laut,” tukasnya.

Selain Pemprov Sulsel dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pokmaswas juga dibina oleh sejumlah NGO.

“Ada hampir 10 NGO terlibat membantu membina. Termasuk membina masyarakat penjaga laut. Lakukan pelatihan, membantu pembuatan proposal, membantu pendampingan,” jelasnya.

Diketahui, Jambore Pokmaswas merupakan inisiasi awal dari Pemprov Sulsel dan mendapatkan respon baik dari Kementerian. Oleh sebab itu, Kementerian pada tahun 2025 akan memberikan anggaran untuk memperluas kegiatan tersebut dan menaikkan skala kegiatannya secara nasional.

Ilyas mengungkapkan, adanya Pokmaswas yang tersebar se-Indonesia dapat menjadi tempat untuk berbagi tantangan, kegagalan dalam pengawasan, kisah sukses dan berbagai hal menarik. Ia juga memberi contoh terkait kisah sukses di Lanjukang yang dapat mandiri menjaga laut.

“Ada gurita, inikan bahan ekspor ke Jepang, banyak peminat dan nelayan nangkap. Kalau terus mengambil akan ada over eksploitasi. Nah, mereka masyarakat menjaga, tiga bulan ditutup, tiga bulan dibuka lagi menangkap. Jadi besar dan banyak (ditangkap), nanti ditutup lagi,” tuturnya.

Ia menilai kegiatan tersebut merupakan sebuah aktivitas yang amat baik. Nantinya akan dilakukan pula pendekatan berbeda dilapangan. Terlebih terhadap pulau terluar yang memiliki kejomplangan pembangunan.

“Kita di pulau terluar kita lihat pembangunan yang jauh sekali, masyarakat belum mendapat perhatian, kita memperhatikan dan akan kita berikan perhatian. Akses jauh, tapi dengan hadir kemarin bisa berikan bantuan ke masayrakat,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam rangka HUT Sulsel, pada kegiatan tersebut dilakukan pelepasan 355 ekor penyu laut, dilakukan penyumbangan pohon dari provinsi sebanyak 1.000 pohon sukun, dilakukan penghijauan di pulau dan transplantasi karang pertama kali di Lanjukang dengan sistem laba-laba. Sejumlah hal tersebut dilakukan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat terlebih bagi wilayah paling ujung Makassar yang tidak terjangkau.

PDAM Makassar