KabarMakassar.com — Shalat memiliki arti yang begitu penting dan kedudukan yang sangat istimewa. Shalat menjadi ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT yang perintahnya langsung diterima oleh Rasulullah SAW pada malam Isra’-Mi’raj (Q.S. Al-Israa’/17: 1). Shalat wajib dilakukan lima kali sehari, oleh karena itu penting untuk mengetahui jadwal shalat. Berdasarkan Bimas Islam Kemenag RI berikut jadwal shalat Makassar pada Jumat (13/09).
Imsak: 04.32 WITA
Subuh: 04.42 WITA
Terbit: 05.53 WITA
Duha: 06.20 WITA
Zuhur: 12.02 WITA
Asar: 15.14 WITA
Magrib: 18.03 WITA
Isya: 19.12 WITA
Berdasarkan laman resmi dari Kementerian Agrama Islam Republik Indonesia, Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Sullam al-Munajah (Surabaya: Al-Haramain, tanpa tahun), halaman 12, menjelaskan bahwa ada hikmah di balik penentuan waktu shalat serta hitungan jumlah rakaat yang ada di dalamnya.
Semua hal tersebut itu tidak lepas dari beberapa peristiwa penting yang terjadi pada nabi-nabi terdahulu.
1. Shalat subuh
Orang yang pertama kali melaksanakan shalat subuh adalah Nabi Adam. Kisah ini bermula ketika Allah SWT menurunkannya dari surga ke bumi. Ketika Nabi Adam berada di bumi, ia sangat takut dan khawatir karena keadaan di bumi sangat gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. Tidak lama kemudian, terbitlah fajar yang menghilangkan kekhawatiran dan rasa takut Nabi Adam. Di saat itu pula Nabi Adam melakukan shalat dua rakaat sebagai bentuk syukur. Rakaat pertama bersyukur kepada Allah karena telah diselamatkan dari gelapnya malam tersebut, sedangkan rakaat kedua sebagai bentuk syukur karena terbitnya fajar yang bisa menerangi bumi dan seisinya.
2. Shalat zuhur
Orang pertama yang melaksanakan shalat zuhur adalah Nabi Ibrahim. Kisah ini bermula ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail. Singkat cerita, Nabi Ismail diganti dengan seekor domba dari surga yang dibawa oleh malaikat Jibril. Kisah ini terjadi tepat ketika tergelincirnya matahari di waktu zuhur. Atas kejadian itu, Nabi Ibrahim kemudian menunaikan shalat sebanyak empat rakaat. Rakaat pertama sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT karena telah mengganti Ismail dengan domba untuk disembelih, rakaat kedua sebagai syukur atas hilangnya kesedihannya pada anaknya, rakaat ketiga sebagai bentuk permohonan ridha kepada Allah SWT atas kejadian tersebut, dan rakaat yang keempat sebagai syukur atas karunia nikmat yang telah Allah SWT berikan, yaitu berupa domba dari surga.
3. Shalat ashar
Orang pertama yang mengerjakan shalat ashar adalah Nabi Yunus tidak lama setelah Allah SWT keluarkan ia dari dalam perut ikan. Allah SWT mengeluarkannya tepat pada waktu ashar, saat keluar ia seperti anak burung unggas yang tidak memiliki bulu. Empat rakaat shalat ashar yang dilaksanakan Nabi Yunus sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas keselamatan dirinya dari empat kegelapan, pertama kegelapan dalam isi perut ikan, kedua kegelapan berada di dalam air, ketiga kegelapan di malam hari dan keempat kegelapan dalam perut ikan itu sendiri.
4. Shalat magrib
Orang pertama yang melaksanakan shalat magrib adalah Nabi Isa. Kisah ini berawal ketika ia dikejar oleh kaumnya untuk dibunuh ketika waktu terbenamnya matahari. Setelah ia selamat dari kejaran itu, akhirnya Nabi Isa mengerjakan shalat sebanyak tiga rakaat. Rakaat pertama sebagai bentuk kemantapan aqidah atau tauhid bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT, rakaat kedua untuk menghilangkan tuduhan kaumnya yang mengatakan bahwa Nabi Isa merupakan hasil anak zina ibunya yaitu Sayyidah Maryam dengan orang lain, sedangkan rakaat yang ketiga untuk memantapkan keyakinan bahwa semua kejadian yang menimpanya merupakan ketetapan dari Allah SWT.
5. Shalat Isya
Orang pertama yang melaksanakan shalat isya adalah Nabi Musa. Kisah ini bermula ketika ia tersesat di perjalanan saat akan keluar dari Madyan. Saat itu, Nabi Musa sangat sedih karena empat hal, yaitu, pertama sedih karena telah meninggalkan istrinya, kedua sedih karena telah berpisah dengan saudaranya, Nabi Harun, ketiga sedih karena telah meninggalkan putranya, dan keempat sedih atas kezaliman Fir’aun.
Ketika Nabi Musa ditimpa oleh berbagai kesedihan tersebut, akhirnya Allah SWT menolong dan menyelamatkan dari empat kesedihan tersebut. Kemudian ia melakukan shalat sebanyak empat rakaat, sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas pertolongan tersebut. Kejadian ini tepat pada waktu isya.