KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, menanggapi isu kotak kosong dalam pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang kembali mencuat. Ia menyebut fenomena ini bukanlah hal baru bagi masyarakat Sulsel, mengingat pengalaman serupa di Pilkada Makassar.
Danny Pomanto, sapaannya, menekankan adanya potensi kotak kosong yang mencuat dalam kontestasi Pilgub pada November mendatang, meski begitu, menurutnya hal ini bukan hal yang baru dan merupakan bagian dari proses mekanisme.
“itu proses meskipun banyak orang yang bilang itu tidak sehat, tapi itu sah, dan ingat kotak kosong pernah menang di Makassar,” ujar Danny, Senin (22/07).
Ketika ditanya mengenai upaya melawan kotak kosong, Danny menegaskan bahwa perjuangan melawan kotak kosong adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya dirinya.
“Dari saya itu tak ada upaya, itu upaya kita semua. Apakah Sulsel ini sudah kekurangan pemimpin? kalau mau demokrasi harus ada pengujian publik terhadap kandidat itu. Bagaimana menguji kalau kotak kosong? Itu jadi hal misterius,” jelasnya.
Menurutnya, jika ingin maju, setiap kandidat harus siap berkompetisi dan menghadapi pengujian publik.
“Namanya kalau kita mau maju, siap berkompetisi,” tambah Danny.
Saat ditanya terkait kuatnya dugaan kotak kosong dalam pilgub mendatang, ia menyebut bahwa rencana manusia bisa berbeda dengan rencana Tuhan, sehingga jika itu benar terjadi dirinya menyerahkan sepenuhnya.
“Saya cuma lihat, tapi bisa saja di permukaan itu berbeda. Manusia berencana, Allah berencana, sebaik-baiknya rencana Allah. Kalau ada rencana manusia kotak kosong, kita tunggu rencana Allah yang terjadi,” tuturnya.
Terkait persiapan pencalonannya, Danny mengungkapkan bahwa ia sudah mendapat dua rekomendasi dari partai politik, yaitu PPP dan PDI Perjuangan, dan kini hanya membutuhkan tiga kursi lagi untuk mencukupi persyaratan.
“Saya sudah punya dua rekomendasi dari PPP dan PDI Perjuangan, sisa tiga kursi,” ungkapnya.
Untuk informasi, jika dilihat kembali pada kontestasi pemilihan wali kota Makassar 2018 silam, dimana nama pasangan calon wali kota – wakil wali kota Makassar saat itu, Mohammad Ramdhan Danny Pomanto dan Indira Mulyasari (DIAmi) di coret dari bursa Pilwalkot Makassar berdasar putusan Mangkamah Agung (MA).
Atas putusan itu, Pilwalkot Makassar akhirnya diikuti oleh pasangan Munafri Arifuddin dan Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) sebagai satu-satunya kandidat.
Namun, hasil pemilu 2018 cukup memncengangkan, sebab pundi-pundi suara kotak kosong di Makassar mengalir deras. Berdasarkan hasil rekapan dari KPU Kota Makassar per kecamatan, kotak kosong menang atas pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu).
Dari rekapitulasi ini, pasangan Appi-Cicu total mendapatkan 264.071 suara dan kotak kosong 300.969 suara.
Hal ini menjadikan Makassar menjadi kota pertama di Indonesia yang memenangkan Kotak Kosong dalam Pemilihan umum.