KabarMakassar.com — Stunting menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sulsel turut menangani permasalahan tersebut dengan melakukan intervensi selama 3 bulan dengan memberi telur untuk anak di bawah usia dua tahun (Baduta) dan ibu hamil.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking menyampaikan, kegiatan tersebut akan dilaksanakan segera. Selain menjadi program prioritas, ini juga menjadi salah satu bentuk kolaborasi lintas sektor dalam penanganan stunting.
“Telurnya sedang dalam proses pengadaan, akan segera kami lakukan. Karena pengadaan telurnya tentu harus melalui regulasi,” ujarnya pada Selasa (23/07).
Ia menyebut pihaknya telah membahas agenda tersebut hingga ke pemberian telur dapat sampai ke masyarakat dengan baik.
“Kita sudah bahas e-katalog kemudian membahas ini nanti sampai dimana, kalau perlu sampai didepan pintunya,” ucapnya.
Nurlina mengatakan, terkait kegiatan stunting di Disnakeswan melalui program penyuluhan pertanian kegiatan pengembangan penerapan penyuluhan pertanian didanai oleh APBD sebesar Rp2.226.033.600 dan mengalami refokusing anggaran sehingga tersisa sebesar Rp1.011.594.000.
Ia mengatakan kegiatan yang semula di 5 kabupaten menjadi 3 kabupaten saja yaitu Bone, Bulukumba dan Sinjai.
“Saat ini dalam proses pemilihan penyedia dan ditargetkan mulai kontrak akhir Juli. Intervensi kegiatan akan dilakukan selama 3 bulan. Dengan total sasaran 3.293 terdiri dari Bulukumba 1.635, Bone 735 dan Sinjai 923 dengan total penyediaan telur sebanyak 369.720 butir,” tuturnya.
Diketahui, sasaran stunting 3 kabupaten terdiri atas:
Kabupaten Bone 735 sasaran
Baduta: 575 anak
Ibu hamil: 160 orang
Kabupaten Bulukumba 1.635 sasaran
Baduta: 1.287 anak
Ibu hamil: 348 orang
Kabupaten Sinjai 923 sasaran
Baduta: 616 anak
Ibu hamil: 307 orang
Kebutuhan telur selama 3 bulan sebanyak 369.720 butir, pemberian telur ke baduta ialah 1 butir per hari sedangkan pemberian telur ke ibu hamil 2 butir per hari.