kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Ini Harapan Pimpinan DPRD Sulsel pada Pj Gubernur, Prof Zudan Arif

Ini Harapan Pimpinan DPRD Sulsel pada Pj Gubernur, Prof Zudan Arif
Ketua DPRD Sulsel dan mantan Pj Gubernur Sulsel Bachtiar Baharuddin.
banner 468x60

KabarMakassar.com — Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) berganti dari Bahtiar Baharuddin kepada Prof Zudan Arif Fakrulloh. Pergantian yang terbilang mendadak ini dikomentari pimpinan DPRD Sulsel.

Bahtiar Baharuddin dilantik Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Jumat kemarin sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat. Dimana posisi itu sebelumnya diisi oleh Zudan Arif.

Pemprov Sulsel

Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari berharap Prof Zudan Arif bisa jadi mitra kerja yang baik oleh lembaga legislatif dan bersinergi untuk memajukan provinsi ini.

“Forkopimda harus saling menguatkan karena apa yang dikerjakan semua untuk kepentingan masyarakat,” ucap Andi Ina dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/5).

Senada kata Wakil Ketua DPRD Sulsel Ni’matullah menyebut, rotasi pj gubernur merupakan kewenangan pemerintah pusat. DPRD tak dilibatkan ataupun memberi masukan soal pergantian tersebut.

Ulla sapaan Ni’matullah meminta masyarakat Provinsi Sulsel menerima Zudan dan “merelakan” Bahtiar sebagai orang nomor satu di Sulbar.

“Selamat datang pak Zudan. Saya kira kita (dprd dan pemprov) harus membicarakan banyak hal karena masih banyak persoalan yang harus kita bicarakan serius,” kata Ulla.

Ia juga memberikan sejumlah catatan penting untuk Pj Gubernur Zudan Arif Fakrulloh. Yang pertama kata Ketua Demokrat Sulsel ini, adalah memastikan anggaran Pilkada Serentak 2024.

Menurut Ulla, Pemprov Sulsel bertanggung jawab agar pemda di kabupaten-kota sudah mencairkan anggara Pilkada 2024 untuk KPU dan juga Bawaslu.

“Yang kedua kita tahu bahwa dalam dua semester ini kita mengalami kontraksi. Pertumbuhan ekonomi kita minus. Ini data BPS yah. Harus ada langkah serius yang harus dibacarakan oleh semua stakeholder,” jelas Ulla.

Sementara itu Pimpinan DPRS Sulsel meminta Zudan memaksimalkan penyerapan APBD demi merangsang pertumbuhan ekonomi.

Soal program baru yang kemungkinan digagas profesor ilmu hukum tersebut, Ullah menyarankan harus mempertimbangkan kondisi fiskal.

Menurut Ulla, akan sulit mengakselerasi program baru apalagi jika membutuhkan anggaran besar. Ia meminta Zudan fokus menjaga perekonomian tetap stabil.

“Kalau menurut saya lebih fokus bagaimana dengan kontraksi ekonomi kita. Juga menjaga kondusifitas khususnya bagaimana ASN bisa lebih bekerja dengan nyaman dengan pendekatan lebih baik,” pinta Presidium KAHMI Sulsel ini.

Lalu bagaimana dengan program Pisang Cavendish yang sudah dijalankan Pemprov Sulsel era Bahtiar? Ulla berpendapat, program di sektor pertanian tersebut sepatutnya dilanjutkan oleh Zudan.

“Soal Pisang Cavendish, kan ekosistemnya sudah terbentuk. Jadi itu akan jalan dengan sendirinya, kita berharap itu akan bisa mendorong pendapatan petani,” ujar Ulla.

“Di sisi lain itu kan tidak menggunakan APBD yang besar. Saya kira dilanjutkan saja kalau bisa, saya kira ini (program pisang) tidak ada masalah,” pungkas Ulla.