kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

IHSG Menguat 0,74 Persen ke Level 7.672

Berpeluang Rebound, IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pada penutupan perdagangan kemarin Rabu (04/09), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan penguatan ke zona hijau, dengan kenaikan signifikan sebesar 0,74%.

IHSG mencatat kenaikan sebesar 56,375 poin, sehingga ditutup di level 7.672,896. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak cukup dinamis dengan level terendah tercatat di 7.546 dan level tertinggi di 7.672, setelah dibuka pada posisi 7.616.

Pemprov Sulsel

Mayoritas sektor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan pada perdagangan hari ini. Sektor barang konsumsi non-primer (IDXCYCLIC) mencatat penguatan tertinggi sebesar 2,76%, menjadikannya sektor dengan kinerja terbaik.

Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya minat investor terhadap produk-produk konsumsi non-primer yang terus mengalami peningkatan permintaan.

Selain sektor barang konsumsi non-primer, sektor kesehatan (IDXHEALTH) juga mengalami kenaikan yang signifikan, yakni sebesar 1,61%. Sektor ini terus menarik minat investor di tengah tren global yang semakin fokus pada layanan kesehatan dan inovasi medis.

Sektor infrastruktur (IDXINFRA) juga mencatat kenaikan sebesar 1,12%, mencerminkan pertumbuhan yang stabil di sektor pembangunan infrastruktur.

Sektor properti (IDXPROPERT) dan sektor keuangan (IDXFINANCE) turut mengalami penguatan, masing-masing mencatat kenaikan sebesar 0,95% dan 0,42%. Sektor properti menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mengalami penurunan di periode sebelumnya, sementara sektor keuangan mendapat dorongan dari peningkatan aktivitas perbankan dan layanan keuangan lainnya.

Namun, tidak semua sektor mencatatkan kinerja positif. Sektor barang baku (IDXBASIC) mengalami penurunan terbesar dengan koreksi sebesar 0,92%, diikuti oleh sektor transportasi (IDXTRANS) yang melemah 0,45%, sektor barang konsumsi primer (IDXNONCYC) yang turun 0,32%, dan sektor energi (IDXENERGY) yang melemah tipis sebesar 0,17%.

Saham-saham Top Gainers dan Top Losers

Beberapa saham berhasil mencatatkan kenaikan signifikan sepanjang perdagangan hari ini. PT Perma Plasindo Tbk (BINO) menjadi salah satu top gainers dengan kenaikan luar biasa sebesar 34,59%, mencapai level 214 poin. PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) juga mencatatkan kenaikan tajam sebesar 34,44% menjadi 242 poin.

Saham PT Intraco Penta Tbk (INTD) juga tidak kalah mencatatkan penguatan, naik 34,42% menjadi 246 poin, sementara PT Daya Mandiri Resources Indonesia Tbk (HOMI) menguat 34,30% menjadi 184 poin.

Saham-saham lain yang juga masuk dalam daftar top gainers adalah PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN), yang naik 23,19% menjadi Rp 85 per lembar saham, PT MNC Land Tbk (KPIG) yang naik 19,11% menjadi Rp 187 per saham, dan PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (INDO) yang meningkat 15,24% menjadi Rp 121.

Di sisi lain, beberapa saham mencatatkan penurunan yang cukup signifikan, menjadikannya top losers dalam perdagangan hari ini. Saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mengalami penurunan terbesar sebesar 20%, jatuh ke level 4 poin.

PT Aman Agrindo Tbk (GULA) juga mencatatkan penurunan yang signifikan sebesar 17,21%, turun menjadi 505 poin. Saham PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI) terkoreksi 14,81% menjadi 184 poin, sementara PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) melemah 10% ke level 9 poin.

Indeks Sektoral dan Pergerakan Pasar Global

Dari 11 indeks sektoral yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, tujuh sektor mencatatkan kenaikan, sementara empat sektor lainnya mengalami penurunan. Sektor barang konsumsi non-primer mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 2,7553%, diikuti oleh sektor kesehatan (1,6069%) dan sektor infrastruktur (1,1153%).

Sektor properti dan real estat mencatat kenaikan sebesar 0,9864%, sementara sektor keuangan naik 0,7456%, sektor perindustrian menguat 0,5655%, dan sektor teknologi naik 0,3969%.

Di sisi lain, sektor energi mengalami koreksi sebesar 0,1891%, diikuti oleh sektor barang konsumsi primer yang turun 0,2632%, sektor barang baku yang melemah 0,8736%, serta sektor transportasi dan logistik yang mencatatkan penurunan terdalam sebesar 1,0261%.

Secara global, pasar saham Asia justru mengalami tekanan. Indeks Nikkei (Jepang) mengalami penurunan tajam sebesar 4,24%, Hang Seng (Hong Kong) terkoreksi 1,1%, Shanghai Composite (China) turun 0,67%, dan Straits Times (Singapura) mencatatkan penurunan 1,12%.

Penurunan ini mencerminkan sentimen negatif yang muncul dari beberapa faktor eksternal, termasuk kekhawatiran terkait kebijakan moneter di Amerika Serikat dan Eropa.

Volume Perdagangan dan Aktivitas Investor

Total nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia hari ini mencapai Rp 11,46 triliun dengan volume perdagangan sebesar 36,75 miliar saham. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.187.749 kali. Dari jumlah tersebut, sebanyak 268 saham mengalami kenaikan, 331 saham melemah, dan 193 saham stagnan.

Penguatan IHSG pada hari ini tidak terlepas dari aktivitas investor asing yang terus menunjukkan minat besar terhadap pasar saham Indonesia. Sektor-sektor yang berfokus pada konsumsi dan layanan kesehatan terus menarik perhatian investor, terutama di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung. Kendati demikian, tekanan dari pasar global, khususnya dari bursa saham Asia, tetap menjadi tantangan bagi pergerakan IHSG di masa mendatang.

Outlook IHSG ke Depan

Dengan sentimen positif yang ditunjukkan oleh penguatan mayoritas sektor, terutama sektor barang konsumsi non-primer dan kesehatan, IHSG diperkirakan masih memiliki potensi untuk terus bergerak naik. Namun, para analis juga mewaspadai adanya potensi tekanan dari faktor eksternal, terutama dari perkembangan kebijakan moneter global dan data ekonomi Amerika Serikat yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Meskipun demikian, investor tetap optimis terhadap pasar saham Indonesia, terutama dengan adanya aliran modal asing yang masuk ke dalam sektor-sektor strategis. Dukungan dari program-program pemerintah dan stabilitas ekonomi dalam negeri juga diharapkan dapat menjadi pendorong bagi penguatan IHSG ke depan, meskipun tantangan dari pasar global masih membayangi.