KabarMakassar.com — Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan dampak negatif penggunaan plastik sekali pakai terhadap lingkungan semakin meningkat. Hal ini mendorong banyak negara dan komunitas untuk mencari alternatif Lain Tentunya yang lebih ramah lingkungan, termasuk dalam praktik keagamaan dan budaya.
Salah satu contoh konkret adalah larangan penggunaan plastik sebagai tempat daging kurban. Larangan ini tidak hanya didasari oleh pertimbangan ekologis, tetapi juga kesehatan dan etika keagamaan.
Pemerintah Kabupaten Bulukumba pun menyadari dampak luar biasa jika abai dengan larangan ini. Maka dari itu Pemkab Bulukumba Mengeluarkan Surat Edaran Mengenai Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah Plastik Surat Edaran ini Dikeluarkan Pada 13 Juni 2024 Oleh Bupati Bulukumba , Muhtar Ali Yusuf Dengan Nomor 188.6./0122/DLHK.
Surat Edaran ini Di Teribitkan Sebagai Upaya Menundukung Pelaksanaan Pasal 11 Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba No 7 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Serta Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 43 Tahun 2018 Tentang kebijakan Dan startegi Daerah Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sejenisnya
Tidak hanya itu Upaya Pemkab Bulukumba melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan menghimbau kepada masyarakat melalui player yang beredar luas di beberapa flatform media sosial agar Perayaan Idul Adha kali ini dirayakan tanpa sampah plastik termasuk pembungkus daging kurban dengan tidak menggunakan kantong plastik dan lebih memilih menggunakan pembungkus alternatif.
“Imbauan Ini Disampaikan Untuk Menjadi Perhatian untuk msayarakat bulukumba Demi menjaga Lingkungan Dari sampah Plastik Yg sangat Sulit terurai jelas ” andi Ayatullah Humas Pemkab Bulukumba, Minggu (17/06).
Pemkab Bulukumba berdalih kantong plastik merupakan hasil dari produk daur ulang yang mengandung zat karsinogen dan bahan kimia lainnya yang tentu saja berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu, kantong plastik merupakan jenis sampah yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
Sampah plastik berbeda dengan sampah lain yang dengan mudah dapat diurai oleh mikroorganisme dalam tanah. Sementara sampah jenis plastik memiliki rantai karbon yang panjang sehingga membutuhkan waktu ratusan, bahkan ribuan tahun agar dapat hancur secara alami. Selama itu pula sampah plastik akan tetap menjadi sampah yang mencemari bumi.
Berikut Beberapa dampak yang ditimbulkan jika kita abai terhadap larangan penggunaan plastik. :
Dampak terhadap Lingkungan. Plastik sekali pakai memiliki siklus hidup yang sangat singkat namun dampaknya terhadap lingkungan sangat panjang.
Plastik memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami. Ketika dibuang sembarangan, plastik dapat mencemari tanah dan air, serta mengancam kehidupan satwa liar yang sering kali mengira plastik sebagai makanan. Mikroplastik yang terlepas dari sampah plastik juga dapat masuk ke rantai makanan, termasuk konsumsi manusia, yang berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Penggunaan plastik untuk membungkus daging kurban, yang biasanya dalam jumlah besar selama hari raya Idul Adha, dapat memperparah masalah sampah plastik.
Setiap tahun, jutaan hewan disembelih untuk kurban, menghasilkan volume daging yang sangat besar. Jika semua daging ini dibungkus dalam plastik sekali pakai, bayangkan berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan hanya dalam beberapa hari.
Dampak Terhadap Kesehatan. Selain masalah lingkungan, penggunaan plastik sebagai pembungkus daging juga dapat menimbulkan risiko kesehatan. Beberapa jenis plastik mengandung bahan kimia berbahaya seperti bisphenol A (BPA) dan ftalat, yang dapat larut ke dalam makanan terutama jika terpapar suhu tinggi atau lemak.
Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bahan kimia ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk gangguan hormon, masalah reproduksi, dan peningkatan risiko kanker.
Selain itu Dalam Perspektif Keagamaan. perspektif Islam, menjaga kebersihan dan kesehatan adalah bagian dari ajaran agama. Islam mengajarkan untuk tidak menimbulkan kerusakan di bumi dan menjaga lingkungan.
Dalam konteks ini, menggunakan plastik sekali pakai yang merusak lingkungan dan berpotensi membahayakan kesehatan tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Oleh karena itu, banyak ulama dan organisasi keagamaan yang mulai mendorong umat untuk mencari alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
Alternatif Pengganti Plastik. Untuk mengurangi penggunaan plastik, beberapa alternatif yang dapat digunakan antara lain:
1. Daun Pisang. Di banyak daerah, daun pisang telah lama digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional. Selain ramah lingkungan, daun pisang juga alami dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
2. Kertas Minyak atau Kertas Lilin. Kertas ini dapat menjadi alternatif yang baik untuk membungkus daging karena dapat terurai secara alami dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
3. Wadah Stainless Steel atau Kaca. Meskipun lebih mahal, wadah ini bisa digunakan kembali sehingga mengurangi limbah secara signifikan.
4. Kantong Kain. Kantong kain yang dapat dicuci dan digunakan kembali juga merupakan pilihan yang baik. Ini adalah solusi jangka panjang yang dapat mengurangi ketergantungan pada plastik.