kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Heboh Dirty Vote, Beragam Komentar Positif-Negatif Jelang Pencoblosan

Heboh Dirty Vote, Beragam Komentar Positif-Negatif Jelang Pencoblosan
(Foto : int)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Dirty Vote adalah sebuah film dokumenter yang diperankan oleh tiga Ahli Hukum Tata Negara yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Dimana film tersebut dirilis tepat setelah masa kampanye berakhir tepatnya di masa tenang pemilu 2024. Ketiga ahli hukum ini secara terang-terangan mengungkap kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Pemprov Sulsel

Berdasarkan pantauan KabarMakassar.com di kanal youtube “Dirty Vote” jadi viral di medsos dimana beberapa jam hingga 2 hari setelah dirilis mendapatkan 7,3 juta penonton. Film dokumenter tersebut berdurasi hampir dua jam 1:57:22 detik.

Dalam film dokumenter menyorot isu kecurangan penyelenggaraan Pemilu 2024 menjadi perbincangan hangat di media sosial menjelang pencoblosan pada besok Rabu (14/02).

Berdasarkan dikutip CNBC Indonesia, lebih dari 400.000 post di X membahas film garapan Dandhy Laksono tersebut. Di tengah ramainya percakapan soal ‘Dirty Vote’, ternyata yang mendominasi adalah sentimen negatif.

Setidaknya begitu menurut laporan terbaru Drone Emprit, berdasarkan data di X, TikTok, dan berita online sejak 10-12 Februari 2023.

“Volume percakapan sejak 10 Februari 2024 ketika film ini diumumkan akan dirilis di YouTube, kemudian saat diluncurkan pada 11 Febuari, hingga perdebatan di hari berikutnya, memperlihatkan tren yang terus meningkat,” kata pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi dalam akun X personalnya.

Dalam periode analisis Drone Emprit, ada total 276.965 mention terkait film Dirty Vote di X. Mayoritas sebanyak 50% atau 139.724 memberikan komentar negatif. Sementara itu, ada 43% yang memberikan narasi positif terhadap film tersebut.

Jumlah mention-nya tercatat 119.320. Lalu, sebanyak 6% obrolan bersifat netral atau sebanyak 17.921 mention.

Laporan Drone Emprit menunjukkan ada total 17.868.786 interaksi di TikTok terkait Dirty Vote. Mayoritas sebanyak 52% memberikan tanggapan negatif, jumlahnya 9.335.410 interaksi.

Lalu 41% memberikan tanggapan positif atau sebanyak 7.336.239 interaksi. Terakhir, ada 7% yang bersikap netral atau sebanyak 1.197.137 interaksi.

Sentimen negatif di TikTok sebagian besar dari pendukung Prabowo-Gibran yang menganggap film ini fitnah. Mereka menyebut film ini black campaign yang segaja dikeluarkan pada masa tenang.

Mereka mengajak sesama pendukung untuk tetap “All in 02” dan tidak terpengaruh oleh film Dirty Vote. Sementara itu, sentimen positif sebagian besar interaksinya dari video yang dibuat oleh akun pendukung Ganjar-Mahfud, meski paslon nomor urut 3 tersebut juga dikritik dalam film ini.

Mereka membuat highlight dari video di YouTube ke dalam video-video pendek di TikTok.

Narasi Positif Dirty Vote di X Drone Emprit melaporkan ada beberapa narasi positif terhadap Dirty Vote di X, sebagai berikut:

Pertama, film tersebut berhasil mengungkap kebobrolan dalam sistem pemilu yang merusak tatanan demokrasi. Selain itu, Dirty Vote juga memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tantangan yang dihadapi dalam proses demokrasi.

Kedua, Dirty Vote memberikan analisis hukum tata negara yang disampaikan oleh tiga ahli. Film tersebut memberikan sudut pandang yang kritis dan mendalam terhadap kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024.

Ketiga, film Dirty Vote meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi aktif dalam pemilu dan menjaga integritas demokrasi.

Keempat, film Dirty Vote memberikan pemahaman soal pentingnya menjunjung tinggi integritas dan mengatur diri sendiri dalam membuat aturan yang berlaku untuk semua.

Kelima, film Dirty Vote memberikan pelajaran bahwa bantuan sosial seharusnya digunakan untuk menjalankan kewajiban terhadap warga miskin, bukan sebagai alat politik atau kepentingan pejabat.

Keenam, film Dirty Vote membuat masyarakat lebih peka terhadap bobroknya rezim saat ini yang menggunakan segala cara untuk memenangkan pemilu.

Ketujuh, film Dirty Vote mengajak masyarakat agar tidak golput dan menggunakan hak suara dengan bijak.

Kedelapan, dukungan terhadap film Dirty Vote menunjukkan bahwa masyarakat memiliki keinginan yang kuat untuk melihat perubahan dan memperbaiki sistem pemilu yang ada.

Sementara itu, Narasi negatif Dirty Vote di X Ada beberapa narasi negatif soal Dirty Vote yang mencolok di X menurut laporan Drone Emprit, sebagai berikut:

Pertama, film Dirty Vote hanya merupakan propaganda kotor yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dan menciptakan kekacauan dalam proses demokrasi.

Kedua, narasi dalam film Dirty Vote dianggap tidak objektif dan memiliki kepentingan politik tertentu, sehingga informasi yang disampaikan dapat dianggap sebagai fitnah dan tidak dapat dipercaya.

Ketiga, film Dirty Vote hanya menciptakan kegaduhan dan memperkeruh suasana politik, tanpa memberikan solusi konkret atau alternatif yang membangun.

Keempat, dukungan terhadap film Dirty Vote hanya berasal dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik tertentu, sehingga tidak dapat dianggap sebagai representasi opini masyarakat secara keseluruhan.

Kelima, film Dirty Vote tidak memberikan sudut pandang yang seimbang dan adil terhadap proses pemilu, sehingga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat secara negatif.

Keenam, film Dirty Vote hanya menciptakan kebencian dan polarisasi di antara masyarakat, tanpa memberikan ruang untuk dialog dan pemahaman yang lebih mendalam.

Ketujuh, informasi yang disampaikan dalam film Dirty Vote tidak didukung oleh bukti yang kuat dan dapat dianggap sebagai manipulasi fakta untuk mencapai tujuan politik tertentu.

Kedelapan, film Dirty Vote hanya menciptakan ketidakpercayaan terhadap institusi dan proses demokrasi yang ada, tanpa memberikan alternatif yang lebih baik atau solusi yang konstruktif.

Kesembilan, dukungan terhadap film Dirty Vote dapat dianggap sebagai upaya untuk mengganggu stabilitas politik dan menciptakan ketidakharmonisan di dalam masyarakat.

Kesepuluh, film Dirty Vote hanya menciptakan kebingungan dan kekacauan dalam pemilu, tanpa memberikan pemahaman yang jelas atau solusi yang dapat diimplementasikan.