KabarMakassar.com — Ratusan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Wija To Luwu (WTL) melakukan aksi demontrasi di Jembatan Layang Flyover Makassar, Selasa (24/09).
Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional sekaligus menyikapi dan menyoroti dugaan perampasan lahan petani di Kabupaten Luwu yang dilakukan PT Masmindo Dwi Area pada Senin (16/09) lalu.
Dalam aksi ini ratusan mahasiswa Wija To Luwu juga melakukan pemblokiran Jalan Urip Sumoharjo tepatnya di depan Kampus Universitas Muslim Indonesia dan gedung DPRD Sulsel.
Aliansi WTL menyoroti konflik agraria berupa dugaan tindakan penyerobotan lahan dan penebangan puluhan pohon cengkeh milik warga di Kecamatan Latimojong.
Massa aksi menyerukan bahwa tindakan yang dilakukan PT Masmindo Dwi Area bertentangan dengan amanat reforma agraria sesuai UU Pokok Agraria No 5 tahun 1960 dimana praktek perampasan lahan yang dilakukan PT Masmindo yang disertai dengan penebangan pohon cengkeh milik warga bahkan sampai mendapatkan pengawalan oleh aparat jelas merupakan sebuah kejahatan serius yang harus mendapatkan tindakan keras.
Aliansi WTL meminta kepada pihak Pemerintah Kabupaten Luwu serta Pemerintah Provinsi Sulsel agar tidak menutup mata, mengingat kejahatan yang dilakukan PT Masmindo sampai dikawal aparat, artinya tindakan tersebut merupakan tindakan terkoordinir dan mustahil tanpa sepengetahuan pemerintah.
“Aksi yang dilakukan ini bukanlah hanya sekedar alarm semata, tetapi akan ada aksi-aksi lanjutan yang akan lebih besar jika PT Masmindo tidak segera angkat kaki dari Kabupaten Luwu’, ungkap Haikal dalam orasinya.
Sebelumnya diketahui beredar video tampak PT Masmindo Dwi Area diduga melakukan perampasan lahan petani di Desa Rante Balla Kabupaten Luwu dengan menebeng puluhan pohon cengkeh milik petani.