kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Harga Kakao Tembus Rp130 Ribu Perkilogram di Bulukumba

Harga Kakao tembus Rp130 Ribu Perkilogram di Bulukumba
(Foto : ist)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Harga tanaman kakao kini semakin meroket dan menembus angka Rp130 ribu sampai Rp140 ribu per kilogram, karena sejumlah petani di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan menebang pohon kakao mengganti dengan tanaman lainya.

Produksi makin minim atau bahkan sudah tidak produktif menjadi alasan para petani menebang pohon kakao mereka, setelahnyaharga jual biji kakao kering ini mengalami kenaikan.

Pemprov Sulsel

Darwis Petani kakao asal Kecamatan Gantarang,mengaku saat ini harga penjualan biji kakao kering mengalami kenaikan harga dari biasanya. Harga jual berkisar Rp50 sampai Rp60 perkilogram sekarang naik dua kalilipat.

”Banyak petani menyesal menebang pohon coklat mereka dan menggantinya dengan tanaman lain seperti cengkeh, buah Panili dan lainya sekarang harga coklat naik, untung saya tidak ikut-ikut menebang,” bebernya.

Kendati mengalami kenaikan harga, ia mengakui dari tahun ke tahun, produksi kakao miliknya terus mengalami penurunan. Akibat dari produksi kakao yang terus turun itu sehingga banyak tanaman kakao miliknya mati karena tidak terurus lagi.

“Produksi kakao terus menurun. Biasanya kalau panen adaji puluhan kilogram, akhir-akhir ini hanya belasan kilo. Itu pun lama baru panen. Kakao tidak produktif seperti dulu, jadi banyak yang sudah mati tidak terawat,” ungkapnya.

Sementara itu salah seorang pedagang kakao Jumrah mengatakan kalau harga kakao kering saat ini Rp130 perkilogram naik dua kalipat dari sebelumnya.

Jumlah mengaku kendati harga naik namun untuk mendapatkan biji kakao kering dikalangan petani sangat kurang saat ini.

”Banyak petani sudah tidak memiliki tanaman kakao banyak yang sudah beralih ke tanaman lainya seperti cengkeh, merica dan buah Panili,” kata Jumrah.

Kenaikan harga kakao ini terjadi sejak bulan April tahun ini, dalam sehari dirinya hanya manpu mendapatkan kakao yang dijual dipetani sekitaran 15 sampai 20 kilogram.

“Saya pedangan keliling dari rumah kerumah warga untuk membeli sudah sangat jarang warga yang punya kakao,” ujar Jumrah.

Sementara itu, informasi yang dihimpun wartawan mengatakan kalau saat ini tanaman kakao sudah sangat jarang karena banyak petani yang beralih ketanaman lainya setelah harga kakao turundrastis selama ini.