KabarMakassar.com — Harga emas terus mencapai rekor tertinggi baru-baru ini menjadikan banyak investor bertanya-tanya, apakah saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi? Meskipun dalam jangka pendek, harga emas masih fluktuatif, ada potensi untuk mencetak rekor baru lagi, terutama jika kebijakan The Fed semakin melunak (dovish).
Menurut Pakar Keuangan dan Perbankan, Sutardjo Tui, investasi emas merupakan salah satu dari berbagai jenis investasi yang tersedia, bersama dengan properti, saham, tabungan, asuransi, dan jenis investasi lainnya. Namun, seperti halnya jenis investasi lainnya, investasi emas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi kunci.
Faktor-faktor tersebut antara lain inflasi, tingkat suku bunga, nilai valuta asing, dan tingkat pengangguran. Perubahan dalam faktor-faktor ini dapat berdampak signifikan pada harga emas dan membuatnya berfluktuasi.
“Misalnya, ketika terjadi inflasi secara global, suku bunga cenderung meningkat, termasuk suku bunga yang ditetapkan oleh Federal Reserve (FED). Hal ini sering kali mengakibatkan kenaikan harga emas karena emas dianggap sebagai aset lindung nilai yang aman dalam menghadapi inflasi, ” katanya, Minggu (24/3)
Namun, lanjut Sutardjo, minggu ini tidak terjadi perubahan yang signifikan dalam tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh FED, yang mengakibatkan harga emas kembali stagnan.
Ini menunjukkan bahwa perubahan dalam faktor-faktor ekonomi, seperti suku bunga, dapat mempengaruhi tren investasi emas secara langsung.
Bagi para investor yang berencana untuk berinvestasi dalam emas atau jenis investasi lainnya, penting untuk memperhatikan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi investasi tersebut.
“Dengan memahami dampak dari inflasi, tingkat suku bunga, nilai valuta asing, dan tingkat pengangguran, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi dan cerdas,” lanjutnya.
Hasil pertemuan Federal Open Meeting Committee FOMC The Fed baru-baru ini, menunjukkan bahwa bank sentral AS mempertahankan prediksi penurunan suku bunga. Ini telah memicu optimisme di pasar, dengan banyak ekonom dan pelaku pasar memprediksi penurunan suku bunga akan dimulai pada bulan Juni. Jika prediksi ini terwujud, harga emas bisa kembali melonjak, termasuk harga emas Antam.
Namun, perlu dicatat bahwa The Fed juga memberikan sinyal hawkish (meninggi) dalam jangka panjang. Perkiraan tingkat suku bunga jangka panjang menunjukkan kenaikan, yang dapat berdampak negatif pada harga emas.
Bunga yang tinggi dapat menarik investor untuk beralih ke obligasi AS, yang akhirnya dapat menguatkan dolar AS dan menekan harga emas.
Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mempengaruhi harga emas Antam. Ini karena harga jual emas Antam dikonversi ke dalam dolar. Implikasinya, harga emas Antam cenderung naik ketika rupiah kuat dan harga emas dunia stagnan.
Jadi, bagi investor yang tertarik pada emas Antam, sebaiknya diarahkan sebagai simpanan atau investasi jangka panjang.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, investor dapat merencanakan investasi mereka dengan lebih bijaksana, terutama untuk periode investasi di atas 7 hingga 10 tahun untuk mendapatkan hasil yang optimal.