kabarbursa.com
kabarbursa.com

Harga Cabai Rawit di Makassar Melonjak Tajam Pasca Libur Nataru

Harga Cabai Rawit di Makassar Melonjak Tajam Pasca Libur Nataru
Cabe rawit dan cabe merah keriting di pasar tradisional Makassar, Sulawesi Selatan (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kenaikan harga bahan pokok, khususnya cabai rawit, menjadi perhatian utama pasca libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.

Berdasarkan pantauan tim KabarMakassar di sejumlah pasar tradisional, harga cabai rawit melonjak signifikan dibandingkan sebelum pergantian tahun.

Pemprov Sulsel

Di Pasar Terong, harga cabai rawit merah kini mencapai Rp40 ribu per kilogram, naik dari Rp25 ribu per kilogram sebelum Nataru.

Lisa, salah seorang pembeli, mengaku terpaksa membeli cabai dalam jumlah kecil karena kenaikan harga yang cukup tinggi.

“Tadi cuma beli setengah liter, harganya Rp15 ribu. Biasanya dengan Rp12 ribu sudah dapat satu liter. Selain cabai, bawang merah dan bawang putih juga naik. Biasanya Rp30 ribu sekilo, sekarang jadi Rp40 ribu,” kata Lisa.

Hal serupa juga terjadi di Pasar Sambung Jawa, di mana harga cabai rawit merah kini ditawarkan Rp33 ribu per kilogram, naik dari Rp28 ribu.

Sementara itu, di Pasar Panampu, harga cabai bahkan mencapai Rp45 ribu per kilogram, jauh lebih tinggi dibanding harga sebelumnya, yakni Rp25 ribu per kilogram.

Kepala Bidang Konsumen Dinas Perdagangan Makassar, Wahyuddin Ali Achmad, membenarkan adanya lonjakan harga pada sejumlah komoditas, termasuk cabai rawit, ayam, dan telur.

“Tim kami sudah turun ke lapangan dan menemukan kenaikan harga ini. Untuk cabai rawit, biasanya harga normal sekitar Rp25 ribu per kilogram, tapi sekarang ada yang mencapai Rp60 ribu. Namun, ini diperkirakan hanya sementara dan akan terkoreksi dalam waktu dekat,” ujarnya.

Menurut Wahyuddin, kenaikan harga cabai rawit merupakan tren tahunan yang sering terjadi usai momen libur panjang, seperti Nataru.

“Kami akan terus memantau perkembangan harga, terutama menjelang Idul Fitri nanti. Saat ini belum diperlukan intervensi, tetapi kami tetap berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan untuk memastikan stok aman,” tambahnya.