kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Harga Bahan Pokok Meningkat di Pasar Antang, Telur dan Cabai Melonjak

Harga Bahan Pokok Meningkat di Pasar Antang, Telur dan Cabai Melonjak
Suasana jual beli di Pasar Rakyat Antang (Dok: Nofi KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kenaikan harga bahan pokok menjelang bulan puasa mulai terjadi di pasar yang ada di Kota Makassar, salah satunya adalah di Pasar Rakyat Antang.

Berdasarkan pantauan pada hari Selasa (18/02) cabai dan telur ayam menjadi salah satu bahan pokok yang mengalami kenaikan harga yang cukup berarti.

Pemprov Sulsel

Salah satu pedagang sayur, Airin yang telah berjualan lebih dari 9 tahun di pasar tersebut menyampaikan harga telur ayam naik sekitar 4 ribu.

“Sekarang naik, pernah saya jual 48 ribu sekarang 52 ribu. Baru 1 minggu setelah diambil langsung naik harganya,” ucapnya.

Harga cabai juga mengalami kenaikan, Airin mengungkapkan, cabai rawit berada pada kisaran 55 ribu/kg, sedangkan cabai besar merah dan cabai keriting sama harganya yakni 30 ribu/kg.

“Sudah bisa mi dijual cabai rawit 60 ribu, cuman masih saya dapat 55 ribu, tapi tidak tahu mi kalau besok naik lagi atau bagaimana,” tukasnya.

“Kalau cabai yang lain juga cepat naiknya, 2 hari yang lalu masih 20 ribu, tapi dijualkan sekarang sudah 30 ribu, besoknya bisa berubah lagi,” tambahnya.

Selain cabai serta telur, bawang merah dan bawang putih yang sering dicari oleh masyarakat masih bertahan dalam kisaran harga yang stabil.

Bawang merah dan bawang putih yang belum dikupas dibanderol dengan harga 40 ribu/kg, sedangkan untuk bawang yang telah dikupas senilai 44 ribu/kg.

Airin menyebut, terdapat komoditas lain yang mengalami kenaikan harga yaitu gula merah. Ia mengatakan beberapa hari lalu mulai dijual dengan harga 25 ribu kini harganya sudah mencapai 30 ribu.

“Biasanya, menjelang bulan puasa banyak yang pakai gula merah, itu untuk persiapan takjil seperti cendol dan es buah,” ucap Airin.

Sedangkan untuk harga minyak, Airin menilai masih stabil. Merek yang dijajakan di lapak dagangannya adalah Minyakita dengan harga 17 ribu untuk kemasan isi ulang.

Sedangkan untuk minyak lebih kecil dengan ukuran gelas merek rose brand perlu merogoh kocek sebesar 5 ribu.

Telah berdagang cukup lama, Airin menyoroti bagaimana aktivitas jual beli yang ada di pasar tersebut selama bulan puasa lalu.

“Berbeda dengan hari biasa, kalau bulan puasa sesudah shalat subuh kita sudah mulai siapkan dagangan. Karena pembeli itu pagi sudah, lumayan banyak sampai duhur. Terus kalau jam 3 juga mau sampai buka itu juga padat. Kan kalau hari biasa dari jam 8 sampai jam 10 malam,” tuturnya.

Salah seorang pembeli, Ina menyampaikan jika kenaikan harga sejumlah bahan pokok belum terlalu dirasakannya, hal itu karena ia hanya membeli dalam jumlah yang cukup sedikit.

“Seperlunya saja, karena kan jarang masak, baru hanya saya sendiri jadi tidak terlalu berpengaruh. Karena minyak juga saya beli yang gelas saja, bawang tidak sampai sekilo, telur juga sedikit saja,” ujarnya.

Berbeda dengan Ina, salah satu pembeli lain yang merupakan ibu rumah tangga, Nada, mengungkapkan pengaruh kenaikan harga bahan pokok terhadap anggaran belanja yang dimilikinya.

“Terutama cabai ya, karena harganya cepat sekali berubah, biasanya saya beli lumayan banyak karena kan orang rumah suka pedas tapi sekarang dikurangi dulu,” bebernya.

Berbeda dengan kenaikan harga pada cabai serta bahan pokok lain, penjual ayam, Rian mengaku mematok harga ayam per ekornya stabil yaitu 65 ribu dan 60 ribu.

“Harga mungkin naik menjelang puasa, tapi di tempat ku timbangannya ji beda. Harganya tetap sama,” ungkapnya.

Ia menegaskan, jika harga yang diberikan tetap sama, perbedaannya hanya pada timbangan. Dimana jika murah maka akan diberikan ayam yang besar, sedangkan jika sedang mahal maka akan diberikan yang kecil.

“Jadi beratnya yang beda, ini masih agak murah. Kan ini 2,8 kg 65 ribu,” paparnya.

harvardsciencereview.com