kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Hamas Tegaskan Tak Bangun Markas di Sekolah PBB di Gaza

Hamas Tegaskan Tak Bangun Markas di Sekolah PBB di Gaza
Bendera negara Palestina. FOTO REUTERS
banner 468x60

KabarMakassar.com — Hamas secara tegas membantah tidak membangun atau memiliki markas di sebuah sekolah Al Jaouni yang dikelola Badan PBB untuk urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza, Palestina.

Dimana pernyataan itu keluar dari Hamas demi membantah klaim Israel yang mengaku membombardir Sekolah Al Jaouni gegara menjadi salah satu pos kelompok milisi itu.

Pemprov Sulsel

Hamas menyebut serangan ini sebagai “pembantaian baru dan kejahatan yang dilakukan oleh musuh kriminal ini sebagai bagian dari perang genosida mereka terhadap rakyat Palestina kami”.

“Klaim tentara pendudukan (Israel) atas kehadiran anggota perlawanan (Hamas) di sekolah UNRWA Al Jaouni adalah bohong dan menyesatkan,” kata Hamas melalui pernyataan.

Menurut Hamas, Israel hanya membual agar ada alasan untuk memusnahkan warga Palestina di Gaza. “Penjajah (Israel) berupaya melayangkan tuduhan untuk menyebarkan dan membenarkan kejahatannya ke publik dan menyembunyikan tujuan jelas yang ingin mereka terapkan yakni memusnahkan rakyat kami,” ucap Hamas seperti dikutip Al Jazeera pada Minggu (7/7).

Setidaknya 16 orang terbunuh termasuk anak-anak akibat bombardir Israel ke Sekolah Al Jaouni pada Sabtu (6/7).

Seorang perempuan, Samah Abu Amsha, menceritakan bahwa beberapa anak tewas saat mereka sedang membaca Al-Quran di dalam kelas ketika rudal menghantam. “Serpihan menghantam saya di dalam kelas dan anak-anak terluka,” katanya kepada AFP.

Sekolah yang terletak di kompleks kamp pengungsian Al Nuseirat itu telah menjadi tempat penampungan keluarga Palestina yang kehilangan tempat tinggal imbas agresi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu. Israel menyatakan serangan ini ditujukan ke para militan Hamas.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “menyerang beberapa teroris yang beroperasi di bangunan yang terletak di sekitar sekolah Al-Jaouni UNRWA”.

“Lokasi ini digunakan sebagai tempat persembunyian dan infrastruktur operasional dari mana serangan terhadap pasukan IDF di Gaza diarahkan dan dilakukan. Langkah-langkah akan diambil untuk mengurangi risiko melukai warga sipil,” klaim Israel.

Dilansir Reuters, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mencatat selain menewaskan belasan orang, serangan itu juga melukai lebih dari 50 orang. Sekitar 7.000 orang sedang berlindung di sekolah pada saat serangan terjadi, menurut kantor pers pemerintah Hamas. Puluhan orang berlarian melalui reruntuhan setelah serangan untuk mencari korban selamat.

Hamas Setuju Proposal AS

Sementara itu, Hamas menerima proposal gencatan senjata dengan Israel yang diajukan Amerika Serikat (AS), termasuk pembebasan sandera 16 hari setelah tahap pertama perjanjian yang ditujukan untuk mengakhiri perang.

Menurut sumber seorang senior Hamas kepada Reuters, grup militan ini setuju membatalkan tuntutan komitmen Israel melakukan gencatan senjata permanen. Hamas juga dikatakan sepakat negosiasi soal kelanjutan gencatan senjata dilakukan selama enam pekan tahap pertama.

Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya perdamaian dimediasi internasional ini mengatakan proposal tersebut dapat menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima Israel dan akan mengakhiri perang yang sudah berlangsung sembilan bulan dengan Hamas di Gaza. Sumber lain dari tim negosiasi Israel yang tak mau diungkap identitasnya menjelaskan pada Jumat (5/7) bahwa ada peluang nyata mencapai kesepakatan.

Hal ini kontras dari sikap Israel yang selalu menolak pengajuan syarat dari Hamas. Juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak merespons langsung permintaan komentar terkait hal ini pada Sabtu (6/7).

Pada Jumat mereka mengatakan dialog gencatan senjata akan dilakukan pekan depan dan menekankan kesenjangan antara dua pihak masih ada. Sejauh ini perang Israel dan Hamas sudah merenggut lebih dari 38 ribu nyawa warga Palestina menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas. Perang berkecamuk usai Hamas menyerang kota-kota Israel pada 7 Oktober hingga menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang menurut pernyataan Israel.

Proposal baru yang diajukan AS ingin memastikan mediator menjamin gencatan senjata sementara, pengiriman bantuan dan penarikan pasukan Israel selama pembicaraan untuk melakukan tahap kedua perjanjian.

Upaya gencatan senjata dan pembebasan sandera meningkat selama beberapa hari terakhir dengan adanya diplomasi erat antara AS, Israel dan Qatar. Qatar memimpin upaya ini dari Doha, tempat markas pengasingan Hamas.