KabarMakassar.com — Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, M Ilyas menyampaikan bahwa ekonomi biru menjadi salah satu konsep pembangunan Sulawesi Selatan untuk 20 tahun kedepan. Ia menyebut ekonomi biru telah masuk dalam RPJPD Sulawesi Selatan untuk 2025 sampai 2045.
“Kalau ekonomi biru kita sudah sepakat bahwa Sulsel 20 tahun ke depan itu konsep pembangunan ekonomi biru yang kita ikuti. Dan secara nasional itu kan bertahap juga,” ujarnya.
Ia menyebut pada tahap pertama dilakukan fokus pada penangkapan ikan, budidaya, bersih pantai dan laut, konservasi serta pengawasan. Memasuki tahap kedua kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan dari sektor kelautan yang perlu digarap.
“Seperti pariwisata, angin, energi dari laut, kemudian pengembangan ilmu pengetahuan, itu yang dari pusat, dari Bappenas kita harus beradaptasi disitu,” tambahnya.
Ia menyebut dengan telah dilakukannya tahap kedua maka pembenahan tahap pertama tetap harus diselesaikan dengan tetap memikirkan tahap kedua. Terkhusus pada energi-energi dari angin, energi dari arus, sumber daya manusia (SDM) bidang kelautan termasuk anak-anak yang telah lulus agar dapat dimaksimalkan dalam bekerja dan dibimbing agar dapat menggunakan ilmu aplikatif.
“Bagaimana melihat persoalan dilapangan itu yang sering kita lakukan di kelautan, peningkatan produksi penangkapan ikan, kita mulai dengan bantuan rumpon, bantuan alat tangkap, bantuan kapal,” ujarnya.
Ilyas menilai bahwa Sulsel telah sesuai dengan jalurnya di ekonomi biru, hanya saja tantangan yang harus dihadapi adalah permasalahan terkait SDM.
“Kalau kita kan nelayan tradisional, sehingga ekonomi biru yang digarap di tahap pertama itu tantangannya SDM, perlu diperhatikan pengawasannya,” tegasnya.
Ia menyebut dengan langkah pasti pemerintah provinsi terus berupaya menuju pembangunan ekonomi biru, Kepala Dinas dan Perikanan ini juga menerangkan bagaimana pengembangan SDM di Sulsel dilakukan, seperti mengurangi ilegal fishing dengan regulasi baru juga dilakukan pembinaan bagi mereka.
Dokumen serta kelengkapan alat yang legal juga diperhatikan nantinya oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan, dilakukan pula pencatatan terhadap nelayan baru untuk mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah.
Mendatangkan investor yang hendak berinvestasi juga merupakan salah satu tantangan dalam tahap kedua ekonomi biru ini.
“Energi dari laut misalnya, dari angin, itu upaya-upaya kita, kemudian investor-investor yang mau untuk pengolahan, kemarin ada dari China, saya diundang PTSP karena ada yang hendak investasi dari blue green alga. Jadi bagaimana plankton dari laut itu diekstrak kemudian menjadi alternatif untuk obat, alternatif untuk energi fuel dari bio fuel itu semua potensi-potensi itu kedepan sangat prospek dan mulai masuk ke Sulsel,” pungkasnya.