KabarMakassar.com — Sulawesi Selatan (Sulsel) terus melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan inflasi serta gejolak pangan jelang ramadhan. Baru-baru ini, Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi solusi yang terus dibicarakan.
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (Uinam) Murtiadi Awaluddin menyebut, selain menjadi harapan baru dalam menekan inflasi jelang ramadan, GPM juga sebagai bentuk rescue atau pertolongan pertama dalam menghadapi gejolak permintaan.
Menurutnya, salah satu kebijakan dalam menghadapi tekanan permintaan adalah operasi pasar, dan bagaimana cara pemerintah dalam menangulangi itu menjadi salah satu yang harus diperhatikan.
“Ini sebenarnya kebijakan jangka pendek, cukup jadi pertolongan pertama untuk mempertahankan stabilitas harga agar terjaga dengan baik,” ujarnya Jumat (8/3).
Apalagi, lanjut Murtiadi, kenaikan harga akan terus terjadi jelang hari raya idul fitri nanti.
Ia menyebut, menjelang kuartal kedua nanti sudah memasuki masa panen komoditas pangan khususnya beras, tentunya nanti akan ada koreksi harga karena stok yang mulai terpenuhi.
“Saya rasa akan stabil harga dan akan naik lagi jelang idul adha,” tuturnya.
Diketahui, Sulsel kembali berhasil mengendalikan inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Sulsel untuk Bulan Januari 2024 mencapai 2,38 persen year on year (yoy) atau di bawah rata-rata inflasi nasional 2,57 persen.
Adapun Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,35. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wajo sebesar 4,78 persen dengan IHK sebesar 106,03 dan terendah terjadi di Kota Palopo sebesar 2,10 persen dengan IHK sebesar 104,70.
Sedangkan inflasi Januari 2023 terhadap Desember 2023 yang 0,36 persen lebih tinggi dari inflasi nasional dari Januari terhadap Desember 0,04 persen.