kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Groundbreaking PSEL Ditunda, Tunggu Draft Kontrak Selesai

Groundbreaking PSEL Ditunda Tunggu Draft Kontrak Selesai
Proyek PSEL yang akan dibangun Pemkot Makassar (Dok : ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Grounbreaking Proyek Pengelolaan Sampah Energi Listrik (PSEL) yang tadinya direncanakan bulan Juli ini ditunda. Hal ini disampaikan Tim Penilai PSEL, Iksan Latif usai Rapat Pembahasan Draft Feasibility Study di Best Western Plus,Jl Bontolempangan, Selasa (09/07).

Ia menyebut, saat ini PSEL telah memasuki tahap studi kelayakan (feasibility study) sebelum nantinya memasuki penyusunan kontrak.

Pemprov Sulsel

“Kelihatannya setelah kontrak baru kita Groundbreaking, susun kontrak dulu karena batas waktu penyusunan sampai tanggal 5 Agustus, setelah kontrak baru kita groundbreaking,” katanya.

Ia menyebut, groundbreaking PSEL harus dilaksanakan tahun ini untuk menghindari semakin banyaknya sampah yang bertumpuk di TPA Tamangapa.

“Harus (tahun ini), pabrik harus segera dibangun, proses pembangunan itu katanya 2-3 tahun, tapi kami syaratkan selesai dalam dua tahun,” lanjutnya.

Saat ditanya mengenai progres PSEL, Iksan menjelaskan setelah draft kontrak selesai, proses akan dilanjutkan ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) non Fisik dari Biaya Layanan Pengelolaan Sampah (BLPS).

“Usulan kami adalah agar BLPS memberikan Rp380 ribu untuk setiap ton sampah yang dibakar, dengan pendanaan yang sebagian dari APBD pemerintah kota dan sebagian dari APBN pusat,” kata Iksan.

Iksan pun menjelaskan, salah satu tujuan rapat yang dilaksanakan hari ini ialah agar input proyek tetap berjalan, sehingga dokumen yang disyaratkan lengkap.

“Dokumen ini akan menjadi dasar untuk persetujuan jual beli listrik oleh PLN, sehingga kita harus memastikan semua input yang diperlukan telah tercakup,” tambahnya.

Mengenai dampak proyek terhadap warga, Iksan mengungkapkan bahwa warga dari Parangloe dan Bira akan diikutsertakan dalam kunjungan ke lokasi pabrik di China pada 20 Juli mendatang.

“Kami ingin mereka melihat langsung pabrik yang akan dibangun agar dapat memberikan persetujuan,” jelasnya.