KabarMakassar.com — Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) resmi menjalin kerja sama strategis untuk menekan angka stunting di daerah Sulsel.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka mendukung Gerakan Sulawesi Selatan Menuju Zero Stunting yang berlangsung di Ruang Rapat Rektor Unhas pada Selasa (18/02).
Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa menegaskan bahwa stunting adalah permasalahan multidimensional yang memerlukan pendekatan lintas keilmuan. Oleh karena itu, Unhas menggerakkan seluruh fakultas untuk berkontribusi dalam penanganannya.
Salah satu langkah strategis yang diterapkan adalah mengintegrasikan isu stunting dalam Kurikulum K23, memungkinkan mahasiswa mendapatkan pemahaman komprehensif melalui skema SKS khusus.
“Stunting bukan sekadar isu kesehatan, tetapi juga berhubungan erat dengan aspek sosial dan ekonomi. Kami menerapkan strategi akademik dengan memasukkan isu ini ke dalam kurikulum, sehingga penanganannya lebih sistematis dan berbasis riset,” ujar Prof. Jamaluddin.
Ia berharap gerakan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, agar implementasinya dapat dipercepat dan lebih efektif.
Pejabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Fadjry Djufry menyambut baik inisiatif Unhas ini dan menekankan pentingnya pengembangan model pengukuran stunting berbasis ilmiah dan berbasis data.
“Kita membutuhkan model penanganan stunting yang bisa menjadi tolok ukur nasional. Faktor budaya dan sosial masyarakat juga harus diperhitungkan dalam pendekatan ini,” jelas Prof. Fadjry.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa gerakan zero stunting harus menjadi gerakan kolaboratif lintas sektor, bukan hanya tanggung jawab satu kementerian atau sektor kesehatan semata.
Pemprov Sulsel mengapresiasi langkah Unhas yang telah mengembangkan model berbasis multidisiplin untuk menangani isu ini.
“Kita juga harus mengembangkan sistem pemantauan berbasis IT untuk memonitor perkembangan stunting secara berkala. Dengan data yang lebih akurat, kita bisa melakukan intervensi yang lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Dengan kerja sama ini, Sulawesi Selatan menargetkan menjadi daerah percontohan dalam penanganan stunting secara komprehensif melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, dan berbagai sektor lainnya.
Inisiatif ini diharapkan mampu menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berkualitas di masa depan.