KabarSelatan.id — Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Jeneponto kembali menggelar "Road Show" Festival Olahraga Tradisional Bupati Jeneponto Cup I 2023.
Kali ini, Show On The Road dibagi menjadi 2 tim dengan mengunjungi Dua Kecamatan sekaligus. Antara lain, Tim Pertama melakukan kunjungan di SMK Persada Embo, Desa Turatea, Kecamatan Tamalatea.
Sementara Tim Kedua mengunjungi UPT SMP Negeri 7 Satap Desa Tanang Mawang, Kecamatan Bontoramba.
Dalam kunjungannya kali ini, ada sesuatu yang menarik dan istimewa. Ternyata, Tim KORMI Jeneponto menghadirkan Pendekar Silat Budaya dari APPSBI (Asosiasi Perguruan Pencak Silat Budaya Indonesia) Sulawesi Selatan (Sul Sel) Tajuddin, S.Pd.I Daeng Tarru.
Hal istimewa berikutnya adalah jumlah peserta yang hadir SMK Embo membludak. Dimana acara tersebut mencatat peserta terbanyak selama Road Show digelar yakni 103 orang peserta. Sedangkan di UPT SMPN Satap 7 Tanammawang hanya dihadiri sekitar 50 orang.
TiM I dipimpin Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (DISPORA) HM. Yusuf Pakihi, SH., M.AP. didampingi Ketua Bidang Festival dan Perlombaan KORMI Jeneponto Albar Azmi.
Selain itu, hadir pula di Tim I Sekretaris DISPORA sekaligus Sekretaris Dewan Pembina KORMI bersama seluruh jajaran DISPORA dan KORMI.
Tim I disambut meriah ratusan siswa SMK Embo bersama Pimpinan Yayasan, Kepala Sekolah dan Tim Pengajar dan beberapa unsur lainnya.
Lain halnya dengan Tim II yang dipimpin Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Suardi A. Kahar, di UPT SMPN Satap 7 Bontoramba.
Sekretaris Umun KORMI ini langsung didampingi Pendekar Silat Budaya Tajuddin Daeng Tarru Guru Besar dari Perguruan Mata Bassi; Manca Tangka Bassi bersama Asisten Pelatih sekaligus Ketua Komisi Olahraga KORMI Jeneponto Richardi Kholid.
Guru Besar Tajuddin Daeng Tarru yang didapuk sebagai pemateri, langsung memperkenalkan beberapa jenis olahraga tradisional. Antara lain, engrang, memanah, Berkuda memanah, cangke dan galah asin (gala-galaeng).
Olahraga itu diyakini sangat bermanfaat untuk ketangkasan, kebugaran badan, membangun kekompakan soliditas tim, selain itu dapat pula menjadi senjata dan pelindung keselamatan dari ancaman bahaya.
"Cangke misalnya, itu adalah senjata yang cukup mematikan" ucapnya sembari menunjukkan alat dengan atraksi dan simulasi ringan di hadapan para peserta.
Lanjut kata dia, "Beda lagi dengan Galah Asin, Olahraga permainan rakyat yang satu ini melatih kepiawaian rancang strategi mengecoh lawan dengan gerakan lincah meliuk-liuk,"
Disisi lain, Tim langsung menayangkan rekaman vidio berdurasi singkat bersama dokumentasi olahraga tradisional.
Di tempat yang sama, Sekretaris Umum KORMI menjelaskan dihadirkannya Pendekar APPSBI sebagai Maha Guru Mata Bassi menambah spirit keolahragaan tradisional dengan tujuan dapat memantik kegemaran dan kecintaan peserta terhadap olahraga warisan leluhur agar lestari di Bumi Butta Turatea" tutupnya.