KabarMakassar.com — Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali merayakan puncak Milad ke 70 yang jatuh pada 23 Juni 2024. Perayaan tujuh dekade ini dipusatkan di Auditorium Al Jibra UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Minggu (23/06).
Perayaan yang digelar dalam bentuk Rapat Senat Terbuka Luar Biasa ini dihadiri oleh keluarga besar UMI, Forkopimda, instansi Perbankan Mitra, Ormas, parpol, pimpinan perguruan tinggi, hingga pejabat penting dari lokal hingga nasional.
Acara ini dirangkaikan juga dengan Orasi Ilmiah yang dibawakan oleh Prof Agung Putra selaku Guru Besar Bidang Patologi dan Anatomi FK Unissula dan Founder dan Direktur SCCR Indonesia.
Milad ke 70 yang bertajuk Enlightent to Consistency Excel ini adalah sebuah semangat sekaligus kalimat refleksi agar UMI tidak berhenti berbenah demi mewujudkan cita-cita pendahulu yakni World Class University.
Rektor Universitas Muslim Indonesia, Prof. Sufirman Rahman mengatakan bahwa bertambahnya usia, diharapkan semakin bertambahnya kedewasaan dalam berkarya.
“Dan menguatkan komitmen akan perubahan demi kemajuan UMI menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia (World Class University),” kata Profesor Fakultas Hukum (FH) UMI tersebut.
Mantan Direktur Program Pascasarjana UMI ini juga mengatakan Milad UMI tahun ini merupakan momen penting yang dirayakan dengan semangat, penuh kesyukuran, dan kebahagiaan sekaligus refleksi diri (muhasabah).
“Jadi, katanya, apa yang telah dilaksanakan dalam perjalanan sejarahnya dan agenda ke depan. Hal ini pula menyadarkan kepada kepada semua civitas akademika UMI, menjadikan milad sebagai momentum refleksi dan mengukur langkah ke depan,” tegasnya.
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof. Zudan Arif Fakrulloh mengakui Universitas Muslim Indonesia bisa bertahan tumbuh lebih kuat dan terbang lebih tinggi karena iman yang sama dan bukan kepentingan yang sama.
“UMI memiliki misteri tersendiri Kenapa bisa tumbuh dengan baik dan menjadi universitas ternama di Indonesia. Ini menjadi alasan mengapa UMI terus tumbuh,” tegasnya.
Teknokrat berlatar akademisi ini mengatakan UMI memiliki misteri tersendiri kenapa bisa tumbuh dengan baik dan menjadi universitas ternama di Indonesia
“Ini misteri yang coba saya sampaikan kepada bapak dan ibu tadi saya membaca jatuh bangunnya UMI tumbuh pertanyaan dalam batin saya,” bebernya
Pengalaman sejak tahun 1993 ikut perguruan tinggi dan mengelola kampus, menurut dia, kampus itu dibangun oleh ayahnya dilanjutkan oleh anaknya dihancurkan oleh cucunya.
“Biasanya generasi ketiga itu hancur atau surut nah ini di tahun 30 susah tahun 40 susah dan beda ceritanya UMI sekarang malah prestasi semakin naik sesuai penyampaian Rektor,” tuturnya.
Lebih jauh, Prof Zudan Arif berpendapat, masjid ke kampus dari kampus ke masyarakat menjadi salah satu alasan UMI bisa bertahan dengan berbagai dinamika jatuh bangun pada umur 30 dan 40 tahun yang lalu.
“Inilah yang membuat UMI terus bertumbuh dan lari cepat terbang jadi tinggi dan jadilah umi seperti saat ini,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Leyanan Pendidikan Tinggi LLDikti IX Dr. Andi Lukman mengatakan, usia UMI sejalan dengan prestasi-prestasi yang dicapai sampai saat ini.
“Milad ke 70 adalah suatu perjalanan yang sangat panjang yang tentunya telah memperoleh banyak prestasi ini seiring dengan usiannya sebagai perguruan tinggi yang Unggul. Alumni UMI telah menyebar di berbagai belahan dunia, sehingga kami menginginkan kepada seluruh keluarga besar UMI agar terus mengharumkan nama UMI dimanapun berada,” tuturnya.
Milad UMI dirangkaikan dengan beberapa kegiatan lain seperti jalan sehat, bakti Sosial, Workshop, Seminar Internasional, dzikir dan doa bersama, serta masih banyak lagi.