kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Dugaan Malapraktik, DPRD Sulsel Temui Manajemen RS Labuang Baji

banner 468x60

KabarMakassar.com — DPRD Sulsel melalui Komisi E mengunjungi dan menemui pimpinan dan tim dokter di RS Labuang Baji, untuk menanyakan langsung kasus meninggalnya seorang bayi.

Ketua Komisi E DPRD Sulsel, Rahman Pina, mengatakan, usai mendengar keterangan pihak rumah sakit, ia memastikan penyebab bayi meninggal bukan karena salah suntik atau malapraktik.

Pemprov Sulsel

Menurutnya, darah bekas suntikan di tangan kanan Al Fatan dengan lubang infus yang dibuat tim dokter RS Labuang Baji itu berbeda.

“Sebenarnya pendarahan itu bukan karena terjadi salah penyuntikan. Karena untuk kepentingan infus, itu kan tangan kiri. Sementara yang pendarahan tangan kanan. Jadi gak nyambung,” ujar Rahman Pina kepada kabarmakassar.com, Jumat (03/03).

“Secara, tidak ada malapraktik atau yg salah dalam proses ini. Apalagi tadi ketua komite medik dan saya kira kalau urusan ini. Secara umum, apa yang kita dengar bisa dipahami,” sambung Rahman.

Diketahui, seorang bayi berusia satu bulan, Al Fatan meninggal dunia di RSUD Labuang Baji, Makassar yang diduga akibat salah suntik.

Dugaan itu beredar di medsos dan telah dibantah oleh pihak rumah sakit. Mereka menyebut, bayi itu diagnosa penyumbatan usus dan infeksi.

Dokter Bedah Anak RSUD Labuang Baji, dr Munawir Makkadafi, membantah dugaan salah suntik itu. Menurutnya, tidak ada aktivitas penyuntikan ke korban.

Selain itu, seluruh penanganan di rumah sakit daerah ini sudah sesuai SOP. Hanya saja, saat bayi itu tiba di RS Labuang Baji, kondisi kesehatannya yang menurun. 

Menurut dokter, protein kaya zat besi dalam sel darah merah atau Hemogoblin (HB) pada bayi hanya di angka 5, dan jauh di atas normal bayi pada umumnya yakni 13.

“Sudah sesuai SOP lalu sudah benar saat masuk ke rumah sakit, bayi ini sudah lemah dan tidak mungkin dioperasi sehingga dikembalikan dulu kondisi fisiknya bagus lalu dioperasi,” jelasnya.

Sejauh ini pula, pihaknya baru bertemu dengan pihak rumah sakit. Rahman mengaku belum bertemu dan mendengar keterangan orang tua bayi.  Rahman juga belum membeberkan ada atau tidaknya rencana untuk mengunjungi orang tua bayi malang tersebut di Kabupaten Jeneponto.

“Kita kan juga belum tahu pasien keberatan. Cuman kan dalam kondisi begini kan tentu masih duka terjadi. Kita belum sejauh itu (ketemu),” bebernya.